PERJALAN CINTA

Cerpen kiriman tanggal
29 Desember 2011 Oleh Rico Cell


" Alhamdullilah, akhirnya aku bisa menyelesaikan cerita dalam buku ini walau disana sini masih banyak kekurangan
Buku ini hanya sebuah rekayasa, kalau ada kesamaan Nama itu cuman kebetulan saja


 1.PERTEMUAN YANG TAK DI SANGKA

 Pagi yang sangat indah, cahaya kuning mulai meninggalkan bumi perlahan di gantikan cahaya matahari yang mulai menampakan sinarnya di ufuk Timur, Pagi ini aku bisa bangun agak siang dari biasanya dan merupakan kesempatan yang langka, Kenapa tidak sekarang kan hari libur bertepatan dengan hari kemerdekaan Negara kita yang jatuh pada hari Kamis.Selain itu, ada acara yang sangat bergengsi yaitu acara Minang Basamo yang di adakan di pantai Melayu yang terkenal dengan keindahannya. Taman yang di penuhi dengan bunga bunga yang baru mekar dan ribuan kumbang yang datang memberikan daya tarik tersendiri pada orang yang melihatnya…
Seperti teman – temanku yang lain, aku juga ambil bagian dan ikut acara tersebut karena acara ini cuman sekali setahun diadakan, sayang khan kalau nggak ikut!!!
 Pagi ini walau matahari mulai tinggi tapiku belum juga bangun dari tidur.Hari ini aku hanya pengen menikmati kesempatan tidur yang jarang sekali bisa bangun siang, kalau hari biasanya selalu bangun pagi sekali biar nggak terlambat datang ke tempat kerja
Terdengar suara dari bawah bantal makin lama makin keras yang di iringi getaran, membuat kepala jadi sedikit begerak membuatku langsung terbangun dari tidur
Dengan kesal mencoba mencari sumber suara, memang sudah tidak asing lagi kedengaranya, saat menemukan sumber suara itu adalah Handphone dan di layarnya ada tulisan
“Zalesta Memanggil”

Saat ku anggkat!!!
                “Hallo Assalamualaikum, friend”Terdengar suaraku agak serak
                “Lagi dimana???, Kami udah ngumpul nich”Ujar Zalesta yang sering ku panggil Izal
                “Ni aku lagi di rumah!!”jawabku agka ketus

                “Cepat dikit bentar lagi mobil akan brangkat”
                “Tenang aja friend, kalau ketua pasti di tunggu ya nggak????”
                “Sekalian beli film ya, pake uang loe dulu yaw”
Seraya bangkit dari tidur perlahanku melihat jam yang terpampang di dinding, “Oh My God”  sudah siang, hari sudah jam sembilan pagi, tampa pikir panjang langsung bergegas mandi dengan tergesa gesa
Selesai mandi aku bersiap mengenakan baju tapi baju itu belum di strika karna takut ke tinggalan mobil terpaksa pakai juga
Dengan terburu-terburu langsung pergi membeli film pesanan Izal dan langsung naik mobil. Bisanya aku nggak mau naik mobil Silai alias mobil orang Batak, malas naiknya karna lambat dan mobilnya kurang bersih, tetapi kali ini karna terdesak terpaksa menahan gengsi.
Tempat  yang aku tuju, adalah sebuah pabrik yang terletak di kawasan BATAM INDO INDUSTRI PART(BIP) Di PULAU BATAM yang berdekatan dengan PT ROBYCOM dan PT HONG FONG, PT itu bernama PT JAPAN SERVO BATAM.. Servo sendiri terbagi menjadi dua, Servo Depan dan  Servo Ujung, sedangkan Servo Depan terbagi menjadi Enam gedung yaitu gedung 225 sebagai tempat Grinding dan Pembubutan, gedung 226 di jadikan sebagai tempat pembuatan Stator dan Rotor, sedangkan 227 sebagai tempat pembuatan Ice Maker,228 sebagai tempat pembuatan motor dan kipas angin,229 sebagai tempat pembuatan Asembling plastik,230 sebagai gudang dan sebangai tempat asembling plastik, gedung 225 226 227 terletak berjejer sedangkan gedung 228 229 dan 230 terletak di depannya karna di batasi oleh jalan utama, sedangkan Servo Ujung ber jarak sekitar satu kilo meter dari Servo Depan , Servo Ujung cuman memiliki 1 gedung yaitu gedung 331 yang bersebelahan dengan PT SONY ELETRONICK, di gedung inilah aku bekerja, gedung ini adalah tempat pembuatan cairan tembaga, dan bahan untuk motor, Ice maker dan kipas angin, aku bekerja di bahagian Deburing(pembersihan sisa tembaga yang masih melekat  setelah di cetak)sebagai chekking (pengamat dan langsung packing)
Sesampai di PT JAPAN SERVO orang-orang telah berkumpul, ramai yang akan  pergi, mulai dari remaja sampai yang sudah punya anak, juga ikut bagian, nggak mau ketingglan gitu dech.
Saat menengok sekeliling pandanganku tertuju pada sekumpulan orang, yang nggak lain kumpulan teman teman
                “Co…….. Ayo sini”terdengar suara Izal memanggilku   
Bergegas manghampiri mereka yang lagi asyik ngobrol, sesampai didekat mereka. Ku telah di sambut dengan tawa yang menyindir melihat penampilanku hari ini. Maklum saja, biasanya gayaku selalu berantakan tapi hari ini gayaku malah Gaul abize entah kenapa aku juga nggak tahu.  Mungkin dalam pikiranku hari ini ingin tampil beda dengan hari biasanya, biar baju agak kusut tapi gayaku tetap keren, emang udah dari sananya ganteng biar gimanapun tetap cakep wkwkwkw
“Co ..Nanti kita naik mobil no 2 yaw disana banyak cewek gedung 228 kawan Firman cantik - cantik Co dan aku udah kenalan dengan mereka”ujar Zalesta memulai pembicaraan
“Firman mana???……ya Akhu nggak kenal”
“Itu……. teman Ijal,  bentar mereka juga ke sini lagi”sela Izal
“Zal Mendingan mobil yang terakhir aja”
“Enakkan banyak cewek, nanti kan kita bisa dapat pacar baru”
“Zal kalau aku cewek itu gampang banget, kalau mau tinggal ngambil aja nggak usah repot repot, tapi ni udah janji dengan teman teman mau bareng dengan mereka pergi naik mobil terakhir, temanku dari gedung 225
Tak lama kemudian datang Ijal bersama tamannya, langsung berkenalan dengan temannya yang bernama Firman itu tetapi perkenalan kami nggak terlalu akrab, karna nggak pengen bergabung dengan mereka, malah memilih mengasingkan diri bersama Zalesta
Sambil mengobrolkan tentang keadaan masing maklum kami ini sama sama menyandang status jomblo, ketika lagi asyik ngobrol datang Ijal bersama Firman. langsung aja Ijal menyela pembicaran kami, katanya mereka mau naik mobil yang ke dua bersama teman teman mereka yang lain dan mereka mau ngajak kami untuk ikut bersama mereka, namun ajakan tersebut aku tolak sebab kami berdua mau ikut rombongan PT JAPAN SERVO GEDUNG 225
Setelah semua selasai baik dari orang yang datang maupun dari panitia maka di mulailah keberangkatan, yang di mulai dengan pelepasan bendera oleh panasehat organisasi dan wakil ketua, seiring berputarnya roda mobil kami mulai beranjak meninggalkan PT JAPAN SERVO menuju Pantai Melayu.
Dalam bus ku merasa tidak nyaman sekali karna duduk bersama Zalesta, di samping kami duduk sepasang kekasih yang baru jadian sebulan yang lalu mungkin mereka sengaja memanasi kami berdua yang cuman pergi dengan cowok bukan dengan cewek
Pikiranku jadi nggak karuan dan juga kesal, dan sedikit gusar
lalu terdengar suara menyapaku
“Ric……. ngapain loe nengok mereka terus” Zalesta memulai pembicaraan
“Zal mereka manas – manasin atau……”
“Udalah Co.. kita bawa heppy aja”Zalesta memotong pembicaranku
“Tapi mereka itu…. Belum sempat ngomong lagi Zalesta udah ngomong lagi
“Ric yang di belakang kita inikan ada juga, yuk kita godaiin”sambil melirik
“Yang mana Zal” jawabku sambil nengok ke belakang
“Yang pake baju Merah dan pake baju Pink”sela Zalesta ketawa
“Zal kamu aja yaw aku lagi nggak muct nich”
“Co kamu nggak mau bukan karna lagi nggak muct,  mereka itu di bawah kartu, apa kata dunia Cover Boy  gedung 331 uberanya yang kayak gituan , biar kehilangan dari pada  mendapat ya kan”ledek Izal
“Benar Zal aku la…………,” lagi lagi Izal memotong pembicaraanku
“Ya aku tau, kamu lagi ngak muct”Izal meledekku
Dalam perjalanan kami banyak menceritakan tentang apa yang akan kami lakukan nanti saat kami sudah sampai di pantai Melayu
Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu mengantarkan kami ke tempat yang kami tuju dengan selamat.Baru saja kami turun mobil terdengar suara memangilku, sambil menoleh, aku melihat sesosok wajah yang tidak asing lagi bagiku dia adalah orang yang memengang peranan penting pada acara yang diadakan pada hari ini, dia tidak lain adalah kakak sepupuku, dan juga seorang ketua Minang Basamo
“Co angkat kardus ini ke dalam” katanya sambil berlalu pergi
Agak kesal, aku angkat sebuah kardus minuman dan membawanya pergi ke tempat acara
Aku senang banget karna hari ini aku bisa bermain di tepi pantai yang sangat indah dan sangat asri, di sekitar banyak terdapat pohon yang sangat rindang dengan hamparan pasir yang menjorok ke dalam seperti sebuah taman yang indah yang dihuni oleh 7 bidadari dari sorga dengan ombak yang besahabat
Berjalan di tepi pantai aku merasakan suasana yang sangat sejuk dan sangat indah,  bersama teman karibku, aku berjalan menyusuri pantai mulai dari ujung sampai di sebuah tempat yang ramai di tempati oleh  orang orang yang lagi berkumpul menikmati keindahan pantai, Zalesta langsung mengeluarkan sebuah kamera dari dalam jaketnya yang berwana gelap itu
Kami berfhoto bersama, berkat bantuan seorang gadis cantik dan baik hati, sayang dia telah memiliki sebuah nama di hatinya
Kami pun kenalan dengannya, dia juga mengenalkan sang pacar, dia bernama Seri dan sang pacar bernama Ahmad.
Saat menoleh sebuah tembok di sebelah Timur, yang di teduhi oleh sebatang kayu yang sangat rindang yang berada di tepi pantai aku melihat dua orang cewek lagi duduk santai, kayaknya mereka kurang bersemangat dari teman teman yang lain.Mereka duduk dengan memandang ke arah pantai yang tenai
Melihat kepada Zalesta aku berkata
 “Zal kamu kenal nggak ama cewek itu”
“Itu kan ceweknya Firman anak gedung 228” Zalesta memberi keterangan
“Bolehlah Firman, tapi mereka kemana kok nggak ada disana, yuk kita ngobrol dengan mereka nanyain kemana perginya Ijal” selaku
“Co…. tumben, tadi kamu bilang lagi nggak muct sekarang kamu malah mau kenalan dengan mereka nanti kalau di lihat Firman kan nggak enak di bilang merayu cewek orang” jawab Zalesta meledekku
“Ayoklah siapa tau dia punya teman yang cantik cantik” bujukku
“Okelah kamu ajalah yang ngomong aku menemanimu aja ya”
Kami langsung menghampiri cewek tersebut
“Hai……… , kok melamun orang Padang juga ya” ujarku memulai pembicaraan.
 “Ya…., benar” jawab salah seorang dari mereka
“Kok cuman berdua, mana abangnya” kataku menyelidiki mereka
“Oh……., abang udah ke laut dan mati” ujar seorang yang sebaya denganku
“Oh……. gitu yaw, emangnya kamu kerja di servo juga ya…????
“Ya, ini baru balik,tadi kami masuk malam jadi pulang pagi”
“ Kamu gedung berapa kok nggax pernah ku lihat??”sela Zalesta
“Kami di gedung 228….sedangkan kalian gedung berapa??”
“Aku kerja di Panasera…,oh ya boleh kenalan nggak…..?” Tanya ku
“Boleh” jawab mereka sambil mengulurkan tangan, dari sini aku tahu nama mereka. Yang agak dewasa bernama Desi dan seorang lagi bernama Rhia, kelihatannya mereka mau berteman dengan kami, aku merasakan ada yang aneh dalam dada ini, aku nggak tahu tiba- tiba dada berdebar dan jantung berdetak dengan kencang Saat kami lagi asyik ngobrol, Rhia mengeluarkan sesuatu dari saku celanya yang ternyata sebuah handphone, aku kagum padanya ternyata handphone bagus dan mungkin mahal harganya dari hpku. Sesaat kemudian ada sebua ide supaya bisa memimjam handphonnya
“Kok tulisan handphonnya standar aja” tanyaku sambil menatap wajahnya
“Emangnya bisa di ubahya!.... tanya Rhia agak heran
“Bisalah, coba sini aku ubah” jawabku
Rhia langsung memberikan handphonnya.Dengan kepandain yang aku miliki, aku mulai mengubah tulisan handphonnya, Setelah melakukan pekerjaan tersebut, kami berencana mau pergi, sebelum pergi aku meminta nomor handphonenya
Kami pergi meninggalkan mereka berdua, kami berjalan ke arah barat, berjalan menyelusuri putihnya pasir yang membentang luas bagaikan mutiara yang indah sepertinya ada yang membersihkan karna begitu bersih dan nyaman kalau kita memandangnya
Lama berjalan, hari terasa panas dan perutpun mulai terasa lapar, kami memutuskan untuk kembali ke tempat semula, sesampainya kami di sana teman teman sedang makan siang, sungguh malang nasibku kali ini nasinya sudah habis. Tepaksa kami membeli sendiri, padahal kami sudah membayarnya untuk makan siang
Acara makin hari makin meriah, tak di sangka kami bertemu dengan Ijal dan teman teman yang lain dari gedung 331, aku berkenalkan pada seorang cewek yang bernama Merye temannya Zalesta anak dari gedung 226, kebetulan sekali dia membawa kamera sehingga  kami dapat berphoto bersama, di saat lagi sedang asyik, tiba- tiba aku melihat Rhia bersama temannya, aku juga melihat seorang cowok ganteng bersama mereka, dalam hatiku berkata  mungkin itu cowoknya, tapi Ijal memintanya untuk membantu  memotret  kami. Aku sangat simpati padanya, dia sangat baik bahkan dia memberiku kacang goreng.Tapiku ingat, dia adalah seorang kekasih teman tak mungkin aku mencintainya
Ketika acara BAKIAK (permaianan yang menggunakan kayu yang panjang) di mulai aku, Ijal, Firman juga ikut bahagian dalam lomba tersebut,  kali ini kalah karna kami kurang kompak, selasai acara BAKIAK di lanjutkan dengan acara yang paling meriah yaitu lomba joget yang menggunakan balon di kepala, Aku dan Zalesta ikut joget di atas pangung sampai acara usai. Setelah acara selasai kami berkumpul kembali untuk menunggu bus jemputan
Kali ini aku tak melihat lagi cewek yang tadi membuat aku kagum, aku coba miscol tapi tak ada sinyal, aku sangat gundah dan sedikit ke dinginan karena bajuku basah disiram oleh Merie.Dia cewek yang baik,  hari ini dia banyak sekali membawa makan ringan atau snack dan  jeruk, sembari menunggu mobil kami semua berkumpul di jalan dan saling menukar nomor handphone, aku tak bisa pulang bareng dengan Zalesta karna aku harus naik mobil arah Batu Aji sedangkan Zalesta harus naik mobil arah Bengkong.
Saat yang di tunggu tunggu tiba, setelah sekian lama menunggu mobil akhirnya datang juga, kesialan juga masih menaungi hariku, kali ini aku terpaksa berdiri karna mobil sudah penuh, sambil mendengarkan mp3 aku memandang sekeliling, aku tak melihat teman temanku yang lain,  cuman melihat ijal yang lagi duduk nyantai, dia cuman tertawa sepertinya dia kasihan namun dia juga tak bisa berbuat banyak. Selang beberapa jam, akhirnya sampai juga kami di jembatan kebanggaan negeri yang berada di Batam yaitu jembatan Barelang yang menjulang membelah lautan yang nampak seperti dua buah tangan raksasa yang di satukan oleh sebuah fiber bell
Hari itu terjadi macet yang sangat panjang,  mobil yang aku naiki berada paling belakang mungkin perlu 1 jam  untuk melewati macet, tanpa pikir lagi aku langsung turun dari mobil dan berjalan ke arah jembatan tersebut, dengan hati yang sangat senang, karna aku bisa beristirahat sejenak. sempainya di Barelang aku dan Ijal langsung membeli jagung bakar, kami menikmati senja yang sangat indah, saat lagi asyik menikmati jagung bakar aku jadi teringat dengan Rhia, entah mengapa aku tiba tiba ingin bersamanya di saat yang romatis untuk berduaan.Aku coba nelpon tapi tak ada jawaban, sambil menunggu mobil kami nampak sangat senang, seperti burung lepas dari sangkarnya.
Saat mobil datang, kami langsung naik.Seiring dengan perputaran roda perlahan mobil meninggalkan tempat yang terindah di pulau Batam

Apakah Ini Cinta
Turun dari mobil, ku mendengar suara seorang cewek yang sangat lembut menyapa, seraya menoleh ke asal suara setengah tak percaya
 “Yuk duluan yaw….” sapanya berlalu meninggalkan ku
Ternyata cewek yang menegurku adalah Rhia, aku nggak menyangka dia tinggal di Batu Aji dan satu mobil denganku Seandainya  aku tahu  Rhia ada satu mobil, pasti aku ngobrol dengannya, dalam keadaan bingung aku langsung memanggil tukang ojek,  untuk pulang ke rumah. Di rumah aku nggak habis pikir mengapa Rhia langsung masuk menghuni pikiran ini, apakah ini cinta atau cuman hanya rasa kagum hanya Pangeran Cinta yang bisa memberi penjelasan, tapi yang jelas malam ini Rhia ada dalam pikiranku, coba lupakan bayang wajahnya tak mau juga, hati ini gundah, mana mungkin aku bisa memikirkan cewek teman, dalam keadaan yang nggak karuan, aku mencoba membujuk mata untuk bisa di pejamkan entah berapa lama aku baru bisa tertidur.
Selang 2 hari tepatnya tanggal 19 agustus, kebetulan hari ini adalah hari Sabtu, biasanya kami pulang jam setengah empat.  Sebelum kami pulang, aku ngumpul di depan gedung kami (gedung 331) sambil menceritakan acara malam Minggu nanti malam
“Friend nanti malam kita ngumpul yuk di Bukit Cinta dekat rumahku” Ijal memulai pembicaraan
“Kita ngumpul jam setengah delapan, dan kali ini kita harus bawa cewek gimana??????”
”Setuju nggak” sela Ghani
Ku tahu mereka bermaksud menyindir, tapiku coba untuk tenang, Sambil mencari alasan untuk bisa menghindar dari ajakan mereka
 “Sory friend kali ini ku nggak bisa ikut soalnya aku dan Zalesta ada janjian”jawabku menoleh kearah Zalesta berharap dia juga memberikan komentar untuk membela diri supaya tidak jadi ledekan
 “Co kali ini kami memberi toleransi kalau kamu nggak membawa cewek nggak apa – apa tapi dengan satu syarat kamu harus mentraktir kami makan nasi goreng gimana” ledek Ghani
“Bukan gitu Ghani, kami ada janji dengan anak Block R rencananya kami mau pergi ke Jembatan Barelang, disana ada acara jadi nggak enak kalau nggak ikut” Zalesta memberi penjelasan
“Ya udah nggak apa – apa moga kalian heppy nanti kalau sempat kamu langsung aja ke Bukit Cinta gimana” Ijal memberi komentar
“Oke lah kalau begitu”ujarku
Setelah ada kata kesepakatan mereka langsung pulang kerumah masing. Kami masih duduk, sambil mencari rencana mau kemana
“Co kita mau kemana nich” Tanya Zalesta
“Kita ke Nagoya aja lah disana kan ada Mall baru”ujarku
“Mall baru……”sela Izal
“Itu…., Nagoya Hill sekalian juga ada Studio 21 kita nanti bisa nonton film gimana” ingat nggak?
 “Okelah kalau begitu aku nurut aja dari pada kita malu dengan teman- teman baik kita Heppy disana ya nggak?”Izal menimpali kami berangkat menuju Nagoya Hill
Kami senang karena kami bisa jalan nengok - nengok baju dan celana kami juga merasa serasa berada di Romawi kuno, kenapa tidak Mall Nagoya Hill di rancang menyerupai sebuah kota di Romawi kuno, setelah puas mutar- mutar mengelilingi Mall lalu kami memutuskan untuk makan KFC di lantai 3, Setelah makan kami beranjak meninggalkan lantai 3 menuju lantai 4 karna di sana ada studio 21, kebetulan hari ini Film Harry Potter, Setelah membeli tiket masuk kami menunggu jam tayangnya jam 19.00 tapi sekarang masih jam 18.45 wib jadi lima belas menit lagi, saat menunggu jam tayang film, aku jadi teringat pada Rhia ku coba untuk melupakan tapi nggak mau sampai - sampai Zalesta ngomong malah aku diam saja, kemudian datang sebuah ide, dari pada aku mikirkan dia mendingan aku sms dia, siapa tau dia membalas sms ku, tanpa pikir lagi ku ketik sebuah pesan
  “Ass, Met sore cwek lagi ngapain nich, udah makan nich, malam Minggunya kemana nich”…
Tak lama kemudian datang sebuah pesan, setelah ku baca ternyata pesan dari Rhia  “wass,sore juga, makannya belum,ni lagi malam minggu di PT,oh ya kamunya pulang kerja jam berapa? Kalau kamu pulang jam setengah delapan aku tunggu di Panazera ya”
“Aku pulang jam setengah empat ni sekarang lagi malam Minggu di Nagouya Hill”balasku
Tapi dia ngak membalasnya, pas jam tayang film tiba kami masuk untuk nonton, selesai nonton kami berniat mau pulang.Saat mau pulang kami terpaksa berpisah karna Zalesta ke Bengkong sedangkan aku arah Batu Aji, dalam perjalanan pulang aku nggak habis pikir mengapa Rhia ingin bertemu denganku di Panazera, apakah dia nggak takut dengan cowoknya, belum sempat kupecahkan masalah ini aku telah sampai di  persimpangan  jalan ke rumah, setelah membayar ongkos aku langsung memanggil ojek untuk kerumah, karna jarak rumah dari jalan utama sekitar 2 kilo meter,setelah makan, aku di telphone oleh Ghani dia menanyakan apakah jadi menyusul mereka ke bukit cinta.
Tapi aku nggak habis akal untuk menghadapinya malah aku pura pura masih berada di Barelang dan mengatakan nggak bisa menyusul mereka karena belum tau jam berapa kami pulang, setelah itu rencanannya aku mau langsung tidur, Entah mengapa malam ini mataku nggak mau di ajak kompromi biarpun udah jam12 malam, mata ini nggak mau tidur ,mengapa Rhia bisa hadir dalam malam malam ku bagaikan udara yang aku hirup tak bisa aku menghilangkan walaupun sesaat.
Tangan masih memegang handphone, tanpa sengaja aku cek -cek kontak tapi pas sampai dinama Rhia tangan berhenti hati jadi berdetak dengan kencang. Aku kuatkan hati untuk menelponnya walaupun sebenarnya hati ini belum siap ngomong dengannya
Number persons
081372448220
Name kontak
Rhia
Tangan ini bergerak menekan tombol calling
“tut……… tut……. tut …..tut….. tut……….’
“Hallo asslamualaikum”terdengar suara yang begitu lembut dari londspeaker Hp-ku
“Wass”ini Rhia kan “Ujarku
“Benar ada apa ya kok malam malam nelpon, emangnya belum tidur”
 “Belum ni lagi melamun”
 “Jangan sering melamun, ntar kayak ayam tetanggaku yang ngelamun, besoknya…..”Rhia coba nasehati
 “Mati kan??” Sela ku
“Salah! Dasar sok tau,… ayam itu sakit, terus besoknya baru mati. Hehehe….”
“Gitu ya ??.. Rhia sekarang dimana?” tanyaku
 “Lagi di rumah, baru aja pulang”
 “Rhia malam Minggunya kemana sih, ajak- ajak dong”
 “Nggak ada, tadi aja malam Minggu di PT, nanti kalau kamu ku ajak nanti ada yang marah
“Ngak ada kok yang marah, mungkin aku yang di marahi cowoknya”
 “Emangnya Rico nggak punya cewekya ?? ” ujarnya
“Aku jomblo nich, cariin dong” ujarku setengah berharap         “Cariin aku juga ya, kita saling carian gimana?”
Dalam hatiku nggak percaya apa yang telah di omonginya maka aku berfikir mendinggan aku coba nembak dia dari pada dengan temannya mendingan dengan dia biar nanti dia menolak aku, nggak apa apa kok. Kan sebelum nembak cewek kita udah harus siap tiga hal yaitu
Diterima, Ditolak, Dianggap sebagai kawan, apa salahnya mencoba siapa tahu dia juga suka padaku
“Rhia aku nggak bisa cariin orang pacar, gimana kalau kita aja yang pacaran, gimana?”
 “Yang benar nich,”
 “Benar….aku serius, aku suka banget sama kamu”
 “Kamu bercanda ya ?”
 “Benar, gimana kalau kita ketemuan?”
“Ku besok nggak bisa mungkin hari Senin karna aku udah masuk pagi”
 “Oke…. kamu tunggu ya di depan gedung 228”
Lama aku menelponnya, aku masih belum percaya apa yang barusan kudengar dari telingaku. Keesokan harinya di PT aku cuex aja seperti nggak ada pa2, teman teman sibuk ceritain tentang malam Minggunya bersama yayang mereka, apalagi Ijal dia tak henti-hentinya meledekku mungkin mentang dia punya pacar anak SHIENETSHU
“Ko asyik banget malam Minggu tadi malam “ujarnya padaku
 “Ko gimana anak Block R asyik nggak,” sela Ghani
 “Friend semalam asyik banget, anaknya cantik dan baik dan nggak pelit nggak kayak cewek kamu yang sok manja dan sok anak mama, pergi ke kostnya nggak di kasih minum” ledekku
 “Lah gayamu Ric, kamu kan tahu yang itu, sekarang cewek ku nggak dia lagi kamu aja yang nggak tau semua teman tau kok makanya semalam ikut dong” Belanya
 “Jal cewek yang kenal di Pantai Melayu itu siapa namanya Jal apa dia ceweknya Firman” ucapku
 “Oh namanya Rhia dia bukan ceweknya Firman cuman orang sekampung”
              “Oh…. Gitu  ye..”
 “Gimana, kamu suka padanya ya”

 “Nggak cuman nanya kok, gimana menurut genk anaknya”
 “Baik tu, kalau dia mau dengan aku, aku juga mau” tapi cocoknya dengan kamu
 “Taruhan geng, kalau kamu dapat penganti Yeni dalam sebulan aku traktir makan KFC sampai puas dan makanan lainnya selama satu hari penuh” ujarku
 “Oke kalau kamu dapat Rhia
dalam seminggu aku traktir kamu makan di Panasera gimana????
                “Siapa takut”
Senin malam aku langsung menunggu Rhia, aku menunggunya dari jam 7 tapi Rhia belum keluar hingga akhirnya ku putuskan untuk nelpon
 “Halo kamu di mana ya?” ujarku
 “Tunggu aja di luar aku lagi antrian Passcard” Rhia memberi alasan
“Aku tunggu di sudut jalan dekat pagar oke”
 “Ya dech”
Sambil duduk di pagar, aku membayangkan wajahnya kayak apa ya? Mungkin dia lupa dengan aku nggak ya, soalnya aku kan cuman sebentar ketemu dengan dia. Lagian ini kan malam. Belum bisa aku memecahkan jalan pikiranku ini terdegar suara yang sangat lembut tapi jelas kedengarannya, sepertinya orang ini menegurku sambil menoleh ke arahnya
“Udah lama ya nuggunya” Rhia menegurku
Agak terkejut aku menjawab
“Belum, baru kok” ujarku
Hatiku sangat senang sepertinya aku mendapat hadiah yang sangat istimewa dan paling berharga dalam hidupku ini,
Tanpa ragu aku langsung mengajaknya jalan ke arah ATM Mandiri yang berjarak 500 meter dari sana, dalam perjalan kesana, aku langsung menggandeng tangannya dia kelihatan agak kaku tapi lama lama terbiasa juga, aku melihat dengan jelas wajahnya, dalam hati berfikir apakah aku ini sedang mimpi, tapi rasanya nggak lagi mimpi meski pun demikian yang jelas yang berjalan di sampingku adalah cewek yang aku rindukan.
Setalah aku selesai ngambil uang aku langsung mengajak dia pergi ke PAMBILLPAMBILitu adalah sebuah Mall yang terletak di kawasan Pabrik, makanya setiap hari selalu rame di kunjungi oleh orang terutama yang kerja pabrik ,Rencananya aku mau ngajak Rhia makan  lalu  Timezone. Tetapi Rhia menolak untuk makan dengan alasan nggak lapar, jadi aku langsung aja ngajak dia main game basket karena Rhia hobi main basket
Setelah kami bosan main di Pambill kami melangkah menuju Taman Seribu Janji
Sampai disana, Aku merasakan terlahir kembali dengan semangat hidup yang baru. Disana aku menceritakan semua tentang diriku, dia tetap mendengarkan semua keluh kesahku, kadang dia memberi saran dan jalan solusinya.Sayang kami di sana cuman sebentar karna Rhia mendapat telpon, katanya kakaknya menyuruh  pulang kerumah, aku melihat dia agak kaku dan agak takut, mungkin takut pada aku atau dia takut dengan cowoknya. Aku nggak tau, dia bilang tak punya cowok, mungkin dia menghiburku atau kasihan padaku. Aku nggak tau yang jelas kami disana cuman sebentar, aku juga nggak bisa menahan dia untuk pulang, tapi hatiku merasa ada sesuatu yang di sembunyikan dariku, kemudian kami beranjak untuk pulang meninggalkan Taman yang menjadi tempat faforit untuk berjanji.
Dalam perjalanan pulang aku tak habis pikir mengapa dia buru - buru mau pulang bukan kah kami baru berada disana, apakah yang terjadi dengan dirinya.
Malam itu aku nggak bisa tidur dengan tenang Dua hari kemudian aku langsung menemui Ijal yang lagi duduk sendirian di Mushola
“Jal gimana taruhanya, jadi nggak”ujarku
 “Jadi lah, emangnya kamu udah pacaran dengan Rhia”ujarnya
“Udah” ujarku sambil ketawa
“Ini pegang uang Lima puluh”sambil mengeluarkan lembaran uang lima puluh ribu.
“Nggak usah, aku cuman bercanda”sambil mengembalikan uang tersebut
“Co, aku kan udah janji, tapi aku nggak bisa menemani kalian makan di Panasera”ujar Ijal
“Nggak apa -  apa kan, Jal gimana udah dapat penganti Yeni..??”ujarku sambil ketawa.
Tawaku langsung di sambut oleh Ijal dengan tawa yang agak keras, sehingga teman teman yang lain jadi melongok ke arah kami, setelah bel masuk berbunyi kami langsung pergi masuk kerja..
Setiap hari yang aku lalaui selalu sepi tanpa ada Rhia di sampingku, kadang kadang dengan cara menelpon juga nggak bisa mengusir rasa rindu yang amat besar terhadap seorang yang telah tertulis di hati ini, begitulah hari yang aku lalui setiap hari
Hari berganti hari tak terasa udah seminggu nggak ketemu dengan Rhia, dan pada hari ini rencanya mau ketemuan, Aku menunggu Rhia di gerbang pintu keluar PT, Saat dia keluar langsung aku sambut dengan senyuman dan kami pun pergi meninggalkan PT rencananya hari ini mau pergi makan ke Pambil, tapi pas nyampe di sana di Rhia bilang nggak lapar dan nggak mau makan, Meskipun lapar tapi terpaksa mengurungkan niat untuk makan. Kami memutuskan main game aja di lantai 4, Saat lagi asyik main tiba tiba dia ngajak pulang, Saat aku dengar kata pulang tersebut, aku bagai disambar petir di siang bolong.Mengapa tidak aku lihat jam baru jam sembilan seperempat tapi mengapa Rhia sudah mau pulang.
Aku coba untuk tenang, Aku coba tersenyum dan mencoba untuk bersabar mungkin dia lagi nggak muct main atau dia mungkin ada masalah di rumah, Aku pun menuruti permintaannya
Begitulah hari yang aku lalui setiap kali jalan bersamanya, dia selalu banyak diam kadang – kadang dia minta pulang.Aku pernah minta dia berjanji untuk nggak bilang satu kata, yaitu kata pulang
Selang beberapa bulan berlalu, kami pun sudah agak akrab.Hari ini aku rencanya mau ngumpul dengan teman - teman lama yang ketemu waktu kami sama  -  sama mencari kerjaan, tapi kami semua udah mendapat pekerjaan,  Mereka cewek semua.
Kami berkumpul di Pambil jam 7, Aku juga ngajak belahan hatiku untuk ikut dalam acara ini, Semua teman telah kumpul tapi Rhia juga belum datang, dengan hati yang harap - harap  cemas aku menungunya di jalan, sudah jam tujuh lewat seperempat dia belum juga muncul,  Kami memutuskan pergi makan di Rumah makan Angin Berhembus.
Saat aku lagi asyik makan aku mendapat sms yang menanyakan aku ada di mana, yang di kirim Rhia.Langsung saja aku berlari ke arah pintu masuk Pambil, hampir saja di tabrak mobil karena nggak hati hati.Dengan hati yang nggak karuan aku sampai juga didepan, aku melihat Rhia lagi berdiri di dekat pagar, aku bergegas menghampirinya, dan mengajaknya menemui teman temanku.
Saat sampai di tempat teman temanku, aku langsung mengenalkanya pada  teman -  teman, aku merasa Rhia nggak senang melihat teman temanku, aku langsung memintakan makan untuk Rhia tapi nggak mau makan,  minum aja dia nggak mau, aku mintakan  jus jeruk, baru selang beberapa menit, hal yang sangat mengagetkan aku terjadi , hal yang paling aku takutkan tiba juga.
 “Co aku pulang dulu ya…..” ujar Rhia sambil siap siap
Menoleh ke arah datangnya suara, aku coba untuk menahanya tapi usahaku sia -  sia, karna dia langsung bangun dari duduk dan beranjak meninggalkan kami, aku nggak mengerti mengapa Rhia begitu bersikeras mau pulang, aku sangat malu dengan teman teman, dengan pikiran yang lagi kacau aku langsung mengejarnnya, dia nggak komentar  saat aku tanya kenapa dia mau pulang, yang jelas dia tetap meninggalkan aku yang berdiri bersandar ke pagar Pambil, dengan hati yang hancur bagaikan remuk aku tetap tak percaya mengapa dia meninggalkan aku, lama aku termenung dipagar, mungkin ada sepuluh menit aku terdiam di sana , dengan perasaan yang hampa aku melangkah menuju teman teman yang dari tadiku tinggalkan, baru aja aku duduk, rencanya mau melanjutkan makan telah di hujani pertanyaan.
“Co…. ada apa dengan Rhia kok dia pergi meninggalkan kita” ujar Siah heran
“Ngak tau lah, aku juga nggak mengerti”ujarku
 “Co kayaknya dia cemburu padaku” ujar Vera
 “Ngak kok, katanya dia ada urusan mendadak” ujarku mencoba membelanya
 “Tapi wajahnya mengisaratkan dia itu kesal padaku karna aku terlampau bercanda padamu” ujar Siah
 “Udalah Siah yang penting sekarang kita makan dan langsung main game gimana”
“Oke, tapi yang bayar kali ini siapa” ujar Vera
 “Biar aku, kalian kan belum gajian, kebetulan aku ada simpanan” ujarku
Setelah kami makan, kami langsung main ke TIMEZONE
Malam itu aku nggak semangat mengikuti mereka, ku coba enjoy karna aku juga udah lama nggak ngumpul dengan mereka, saat main game aku nggak bisa konsentrasi, karena kurasakan kepala ini rasanya mau pecah, tiba -  tiba kami  melihat cowok Vera berjalan dengan seorang cewek, mereka kelihatan mesra sekali, mereka berjalan bergandengan tangan, sehingga Vera nggak tahan lagi melihat mereka, Vera lalu berlari ke tempat cowoknya, aku terpaksa  menyusul dari belakang.
“OH…. Ini cewek selingkuhanmu ya, sambil menarik cewek tersebut
“Vera kami nggak…….ujar Sahrul
Tapi belum sempat Sahrul ngomong telah di potong Vera
 “ Kamu juga Ririn, mengapa kamu tega khianati aku”ujar Vera dengan nada yang tinggi
“Vera aku…..ujar Ririn tapi langsung di potong Vera
“Mana ada maling yang ngaku”sela Vera
“Benar  ver…. kami cuman teman biasa kok, tadi kami habis dari….
“Udalahlah sekarang kita putus, anggap saja nggak pernah saling kenal
“Ver …..  please kamu jangan ngomong kayak gitu ,Sahrul merayu
“Sebenarnya kami…..
“Sudalah nggak ada yang perlu kalian jelaskan lagi, semuanya udah jelas”ujar Vera kesal
Setelah ngomong kayak gitu Vera langsung pergi mencari Siah
“Rul benar kalian nggak ada hubungan apa apa” ujarku
 “Sumpah Co, tanya aja sama Ririn”jawab Sahrul sambil menengok ke arah Ririn
“Benar Co,  kami tadi mau menemui pacarku, dia selingkuh dengan teman satu kostku, tadi kami di tantangnya untuk bertemu di sini, katanya dia mau memberikan hp-ku kalau aku membawa cowok, makanya aku ngajak Sahrul, masalahnya dia nggak tahu dengan Sahrul, Ririn memberikan keterangan
“Co tolong ya aku sangat sayang sama Vera”ujar Sahrul
“Mengapa kalian nggak bilang dulu pada Vera…..
Tiba tiba Ririn memotong pembicaraanku
 “Aku salah Co, aku nggak mengasih tahu dulu Vera, tapi sekarang mau gimana lagi”ujarnya
“Gini aja kalian minta maaf pada Vera sambil jelasin semua”aku ngasih saran
“Bagus juga, tapi Veranya pasti nggak mau”ujar Sahrul
“Kalian tenang aja, sekarang kalian tunggu aku di lantai 1 di tempat minuman”
Kemudian aku berangkat menemui Vera yang lagi di temani oleh Siah, keliatan Vera kesal, sambil mendekati Siah aku berbisik,
“Siah kamu pura pura mau ke toilet’ bisikku
“Kenapa…?ujar Siah heran
“Aku mau ngajak Vera menemui Sahrul”alasanku
“Baik lah”
Lalu Siah pergi pamit pada Vera untuk ke toilet dulu, temanku yang lain lagi asyik lihat lihat baju, tanpa pikir lagi
“Ver.. minum yuk”ajakku
“Tunggu Siah dulu”timpalnya
 “Nanti Siah bilang mau nyusul”kataku berbohong
Tanpa ada rasa curiga Vera menuruti ajakanku, tapi saat kami mau masuk ketempat minuman, Vera melihat Sahrul, langsung Vera ngajakku pergi
“Ver……… tunggu aku mau menjelaskan”Sahrul sambil berlari ke arah kami
“Apanya yang mau kamu jelaskan”ujar Vera dengan nada yang tinggi
“Kami cuman…….”
Tiba tiba Ririn udah berdiri di sebelahku dan langsung memotong pembicaraan Sahrul
 “Benar Ver, mana mungkin aku ngambil cowok kamu,
“Sumpah Ver…”ujar Ririn
“Sudahlah aku nggak mau lagi balik padamu”ujar Vera hendak pergi
Tapi Sahrul langsung memegang tangan Vera
“Ver…. kami tadi cuman mau menemui cowoknya Ririn, mau meminta hp-nya”
“Benar Ver, kami tadi mau memanasi cowokku yang selingkuh dengan teman satu kostku, aku tahu kok gimana rasanya kalau cowok kita di ambil teman kita sendiri” Ririn memberi penjelasan
Sejenak Vera terdiam dan suasa seketika hening
“Udalah Ver kalau memang mereka nggak ada apa, mendingan kalian baikan lagi, dari pada kalian yang rugi” ujarku memberi saran
Tiba tiba Vera langsung memeluk Sahrul, dan mereka pun terhanyut dalam suasana yang mengharukan, sesaat kemudian terdengar suara Vera
“Aku sayyyyyang……… banggggggggeet”ujar Vera seraya melepaskan pelukan mereka
“Ver aku janji nggak akan ngelakuain ini lagi”timbal Sahrul      “Ya udahlah mari kita minum”ujarku
“Co kamu aja ya, kami mau pergi nonton, mungkin kami langsung berangkat”ujar Vera
“Tapi Ver……,
Belum siap aku ngomong udah di potong oleh Sahrul
“Kamu tenang aja, nanti Vera aku antar pulang”
“Ya udah lah, hati hati aja, Bilang dulu pada teman yang lain nanti mereka mencarimu”ujarku
Mereka pun pergi meninggalkan kami, sebenarnya aku nggak tahu dengan Ririn, baru kali inilah aku bertemu lantas teman Vera terpaksa aku menemaninya
Ririn adalah teman satu PT dengan Vera, Vera kerja dibahagian Pancing sedangkan Ririn bekerja di bahagian Sepeda sama-sama PT SHIMANO depan.
“Ayo Rin kita masuk lagi”ujarku
“Emangnya kamu mau minum, kalau nggak aku mau pulang”ujar Ririn
“Ya aku haus nich, nanti kamu pulang kemana”ujarku
“Batu Aji di Genta 2”
“Kalau gitu kita searah dong, nanti kita pulang bereng aja gimana?”ujarku
“Tapi………. aku mau ke itu dulu, ke Plaza Batam Indo”
“Nggak apa apa kok”
Selesai minum, aku
langsung mengajak Ririn menemui teman temanku yang lain, saat kami nyampe di tempat mereka tadi, aku nggak melihat satupun temanku lagi, kutelpon, mereka udah pulang dan sekarang sudah di rumah, kami berjalan ke arah Plaza Batamindo    Sebenarnya besaran Pambill dari Plaza Batamindo tapi sekarang lagi ada diskon besar besaran maka orang berbondong  pergi kesana, Setelah kami nyampe di sana Ririn langsung menuju sebuah toko yang terletak di lantai 3, Toko itu menjual aneka macam jilbab dan pakaian wanita lainya, Ririn langsung masuk dan mulai mencari barang yang mau di belinya,
“Co kamu nggak beli………..tiba tiba Ririn ketawa,
Aku kaget karna dia menyodorkan sebuah pakaian dalam wanita padaku, yang membuatku malu, cewek yang menjualnya juga ikut ketawa
“Aku nggak suka yang itu aku sukanya yang segi lima”ujarku
“Mana ada yang segi lima yang ada cuman segi tiga”ujar Ririn
Selesai Ririn berbelanja,  kami pergi makan pop corp di lantai dasar, sambil menikmati musik, kebetulan ada acara parade musik, kami duduk di sebuh bangku yang berada agak jauh dari panggung, sebanarnya masih banyak bangku yang kosong yang agak dekat dengan panggung, tapi Ririn memilih tempat itu terpaksa aku menurut saja.
Sambil menikmati lezatnya pop cord yang di iringi alunan musik yang nikmat di dengar telinga, aku merasakan kenyaman yang nggak pernah aku dapat dari Rhia, sejenak aku membayangkan seandainya Rhia yang di sampingku alangkah dunia ini sangat indah dan penuh arti yang nggak bisa di ungkapkan dengan kata kata
“Co, asyik ya malam ini” Ririn memulai pembicaraan
“Iya, tapi malam ini aku merasa kesal”ujarku sambil melihat ke arah Taman Seribu Janjiyang berada di sebelah tempat duduk kami, aku jadi teringat Rhia
 “Emangnya kenapa? Aku juga begitu Co, aku merasakan nggak pantas lagi hidup di dunia ini “ujar Ririn
“Kamu jangan ngomong kayak gitu, walau aku baru kenal dengan kamu tapi, aku merasa kamu sangat baik dan sangat perhatian apalagi pada cowokmu”aku coba menghibur
“Kamu ngak tahu Co……….
Tiba tiba dia berhenti bicara, aku melihat matanya sudah tergenang air mata, aku nggak tahu mengapa dia menangis
“Rin kamu kenapa?”
 “Aku………”
Lagi lagi suara nya terputus
“Rin, kamu jangan nangis lagi ya, aku ngerti kok kamu lagi dalam masalah”
“Aku udah hancur Co…….”
“Rin kamu harus sabar, mungkin Allah lagi menguji kamu, tapi nggak semestinya kamu menangis kayak gini”ku coba menenangkannya
“Co, dengan menangislah aku bisa melepaskan kekesalanku”ujar Ririn masih terisak isak
“Kamu masih ada teman, kamu cerita aja, siapa tahu aku bisa membantu”
“Co aku sebenarnya………”
“Kamu kenapa? Kamu cerita aja….”
“Aku hamil, udah 2 bulan, tapi……… udalah Co” ujar Ririn sambil menyeka air matanya dengan telapak tangan, sejenak dia menghela nafas, kelihatanya dia udah agak tenang,
“Tapi kenapa Rin? Emangnya pacarmu nggak mau tanggung jawab
 “Dia udah pulang tanpa sepengetahuan ku, dia pulang ke Palembang
“Tapi yang tadi itu cowok kamu, emangnya bukan dia”selaku agak heran
“Bukan, dia nggak tau apa-apa, dia baru sebulan ini pacaran denganku, tapi kami juga pernah melakukan perbuatan yang sangat terkutuk dan tak akan di ampuni”
“Mengapa kamu nggak minta tanggung jawab dia”
“Sebenarnya dia udah mau, tapi gara gara…………..BRENSEK itu”nadanya meninggi
“Gara gara siapa???”
 “Itu cewek dengannya tadi, Dia tahu kalau aku hamil bukan karna Ongki tapi karna orang lain, karena dia juga suka pada Ongki maka dia bilangin, makanya Ongki meninggalkan aku dan pergi bersama cewek sialan tersebut”
                Ongki adalah pacar Ririn yang di ambil Santi mereka sama sama orang jawa
“Kamu sabar duluya, mungkin nanti ada jalan keluarnya bujukku
 “Kamu janji ya nggak akan bilang pada orang lain”
“Kamu tenang aja aku nggak akan menceritakannya pada siapapun, tapi mengapa kamu mau saja saat dia ajak begituan”
“Itu semua salahku, aku sangat menyayanginya, karena aku sayang dia sampai barang yang paling beharga dalam hidupku, aku berikan padanya,”
“Kamu nggak salah kok, cowokmu aja yang nggak tahu di untung”
“Sudahlah Co nggak usah bahas masalah itu lagi, nasi udah jadi bubur, biar bagai manapun aku akan tetap membesarkannnya”
Aku nggak berani lagi menanyai hal tentang masalah itu lebih mendalam, aku takut Ririn menangis lagi, kami menceritakan yang lain saja sampai membicarakan orang yang lagi pacaran di samping kami,
“Ric pacarmu mana”
 “Oh,………..nggak,dia baik aja kok”
 “Tadi aku melihat wajahmu agak kusut ada apa”ujar Ririn menyelidiki

“Nggak ada apa kok”
Kerena desakan Ririn aku nggak bisa mengelak lagi,  pertanyaan yang di lontarkan padaku, aku udah berusaha, tapi dia terus mendesak akhirnya aku ceritain semua masalah yang telah aku lalui bersama Rhia, selama dua bulan aku pacaran dengan nya aku selalu mengalah bahkan aku selalu mengaku kalau diriku yang salah, biarpun aku tahu yang salah tu memang Rhia tapi ku coba untuk menutupinya dengan alasan aku yang salah, Ririn mendengar kan semua cerita panjang lebarku, dengan penuh perhatian dia juga menilai bagaimana kepribadian Rhia itu sebenarnya, dia memberi saran padaku supaya aku itu harus ada pendirian yang mantap sehingga cewek nggak seenaknya mempermainkan kita
Setelah aku selesai ceritain dia langsung memberi saran
“Co sebenarnya Rhia itu tipenya keras, dia nggak mau mengalah, kehendak dia tu nggak boleh di bantah, bahkan dia termasuk orang yang nggak mau memikirkan masalah cowok
“Benar Rin, aku juga merasa begitu, apabila dia mau pulang biar aku nggak bolehkan pulang dia pasti pulang sendiri tanpa memikirkan lagi”ujarku dengan nada yang pasrah
“Itu karna kamu nggak pernah marah sama dia, biar dia salah tapi kamu cuman diam aja”
“Lalu aku harus gimana, sedangkan aku sangat sayang padanya”
“Coba kamu cuex’s padanya”Ririn memberi saran
Dia juga beranggapan bahwa Rhia itu nggak sepenuhnya mencintaiku, karna saat dia mau pulang tadi dia nggak memikirkan lagi apa yang kan terjadi mau putus mau nggak, emangnya gue pikirin, dia itu udah nggak ngambil aksi lagi ,tapi kalau dia sayang kamu dia pasti akan menjaga nama baik kamu, apalagi di depan teman temanmu dia pasti pikir kalau aku pulang sekarang gimanaya, apa Rico ngizinkan aku balik sedangkan aku baru nyampe telat lagi, apa nanti teman teman Rico nggak meledek, tapi justru sebaliknya dia malah bersikeras mau pulang tanpa memberikan alasan yang jelas kecuali dia telah di tunggu keluarganya di rumah atau dia harus pulang. Benar juga yang di omongin Ririn tadi, aku takut kehilangannya, aku juga di beri saran agar aku menyayangi orang itu biarpun kita sayang padanya tapi jangan terlampau di nampakan, atau terlampui berlebihan  karna kalau kita mencintai orang terlampau  berlebihan kita akan takut kehilangan dia, kalau dia tahu kalau kita takut kehilangan dia maka dia akan mempermainkan kita,
Hari semakin larut, kami memutuskan untuk pulang, di dalam mobil aku nggak mengeluarkan sepatah katapun, aku terus teringat akan nasehat Ririn, tak sadar aku udah sampai di persimpangan perumahan yang bernama simpang Putri Hijau, dari simpang tersebut kalau hendak kerumah harus naik ojek
Setalah turun aku langsung memanggil ojek tak lama kemudian datang tukang ojek, dia seorang perempuan, aku langsung naik, di atas motor aku cuman diam seribu bahasa bahkan aku nggak sadar tukang ojek berbicara dengan ku
“Dek kemana dek”ujar tukang ojek
“Dek,.. kemana dek”ujar tukang ojek mengulangi dengan nada yang agak keras
“Tahap 4 Block R3” jawab ku setengah kaget
Rumahku berada di Perumahan Griya Batu Aji Asri tahap 4 nomor 12 Block R3, dari simpang Putri Hijau kalau kita tempuh dengan mengendarai motor cuman 10 menit
Setelah ku memberi keterangan tukang ojek langsung menuju rumahku, selesai membayar ongkos ojek, aku pun masuk kedalam rumah.Meski badan terasa capek tapi mata belum mau ngantuk masih jelas di telingaku ini semua kata kata yang di ucapkan Ririn, perlahan ku langkahkan kaki menuju tempat piring, berniat untuk makan, saat aku membuka tutup Rice cooker yang aku dapati cuman wadah yang udah kosong, sambil menutup kembali rice cooker aku berjalan menghampiri Rais yang lagi bebaring dalam kamar,Rais adalah kawan yang tinggal satu rumah, kami tinggal dalam rumah tersebut adalah keluarga besar, yang punya rumah  adalah kakak sepupuku, dia miliki 2 orang adik,yaitu Aswir dan Iskandar, sedangkan Rais adalah tetangga kami di kampung, jadi masih ada hubungan.
“Is kamu udah makan belum” ujarku
“Aku belum makan, nggak ada uang, mau masak apalagi beli nasi bungkus”
“Uda (adalah pnggilan kepada kakak ) udah makan ya”
 “Mereka baru saja pergi makan ke rumah Makan Istana Minang”
 “Emangnya kamu nggak di ajak”ujarku
“Mereka nggak ngajak”ujar Rais dengan nada yang sedih
“Ya udah…, sekarang kita masak aja”
Kami langsung pergi ke warung yang nggak terlalu jauh dari rumah kami, di jalan Rais terus menghiba dia udah nggak tahan lagi tinggal di rumah tersebut, dia mau pindah lagian nggak enak dengan uda, kalau nggak ada makanan di rumah mereka marah marah , bahkan ngomong menyindir, ku mencoba  menenangkan dan memberi masukan, kita sabar dulu selagi masih bisa bertahan.
“Is mau masak sambal apa”
“Aku udah lama nggak makan ayam”jawab Rais sambil ketawa
“Ya udah, beli”jawabku
Selesai belanja kami bergegas menuju rumah, mau cepat cepat masak karna perut udah nggak tahan lagi, apalagi Rais.Dia belum makan dari pagi, cuman makan mie.Hari ini Rais masuk malam jam11, dia bekerja di PT BRILIAN
Selesai masak kami langsung makan, sedangkan Uda dengan adik adiknya lagi enjoy menikmati secangkir kopi ABC yang di campur susu, sambil nonton acara tv, selasai kami makan Rais langsung bersiap siap mau pergi kerja, tak lama kemudian Rais pun berangkat meninggalkan rumah, akupun langsung masuk kekamar mau merebahkan badan di atas sehelai tikar yang kelihatan lusuh, cuman itu lah yang mengalas badan saat tidur, aku nggak sekamar dengan uda dan adik adiknya, mereka tidur di kamar depan. Sebenarnya kamarnya cuman satu karena sudah direnovasi dibuat jadi dua kamar, cuman memakai triplek dengan atap terpal. Lama baru bisa memejamkan mata.
Sejak kejadian itu aku dan Rhia nggak pernah lagi bertemu karena kami berbeda shiffe, sekarang aku masuk siang sedangkan Rhia masuk malam. Udah 2 minggu kami nggak pernah bertemu, aku sangat kangen padanya. Selama 2 minggu, cuman sms atau menelpon Rhia yang bisa mengobat rasa rindu yang membara yang kian hari kian bertambah
                Malam ini adalah Minggu malam, malam ini rencananya kami mau ketemuan, karena Rhia pulang jam setengah empat. Sedangkan aku pulang jam tujuh maka aku langsung pergi kerumahnya, dengan hati yang senang bercampur dengan sedikit rasa takut aku melangkah menuju rumahnya yang berada di daerah Puscopcard, yaitu perumahan yang terletak di Batu Aji Ujung, sebenarnya dari simpang Putri Hijau cuman satu kilo meter, rumahnya terletak di sebelah depan dari simpang puscopcard lurus lalu belok kanan dengan nomor rumah a2 1. Saat aku sampai, agak terkejut karena aku melihat cowok di dalam rumah tersebut, saat ku mendekti pintu,….
Tot, tot, tot…
“Assalamualaikum” ujarku
“wa’alaikum salam, cari siapa ya”jawab seorang cewek
“Rhianya ada nggak??....”
“Sebentar ya”sambil pergi mesuk kedalam rumah sambil memanggil nama Rhia
Tak lama kemudian keluar Rhia menghampiriku
“Masuk yuk”ujar Rhia
“Di sini ajalah”ujarku sambari mencari tempat duduk yang aman, kami ngobrol di luar, saling menceritakan tentang hari hari yang kami lalaui, malam ini Rhia sangat cantik, dia juga nggak mengenakan jilbab jadi aku bisa melihat dengan jelas raut wajahnya,di tambah cahaya  sinar rembulan juga menampakan cahaya yang terang, seperti hati kami yang lagi gembira, makin malam udara terasa makin dingin, dingin Perlahan mulai merasuki tubuh ini, aku mulai merapatkan duduk dengan Rhia, sehingga aroma hangat tubuhnya dapatku rasakan. Sebelum jam sepuluh aku berniat untuk pulang ke rumah. Sebelum aku beranjak meninggalkan yang mulai berdiri di dekat pagar, Rhia tiba tiba mendekatiku, kurasakan detak jantung yang sangat cepat sesaat aku jadi hilang kontrol, aku langsung memeluknya sembari menciumnya, sambil memegang pundakku Rhia berbisik aku sayyyyang kamu, jangan pernah niggalin aku,sambil melepaskan pelukannya Rhia berkata
“Hati hatiya pulangnya”
“Ya, Rhia……”kataku , tapi tak jadi aku lanjutkan, karna aku mengurungkan niat untuk menanyakan masalah waktu di Pambill, langsung menghampiri motor seraya menghidupkanya, seiring dengan perputaran roda aku beranjak meninggalkan rumahnya
Lebaran Yang Suram
               
Seiring dengan pergantian hari tak terasa aku udah tiga bulan menjalani hubungan kasih sayang bersama,banyak kisah yang telah kami lalui bersama, mulai dari yang ketawa hingga yang menangis, tapi Rhia masih seperti yang dulu masih belum berubah, sering pulang tanpa ada alasan yang jelas, kami sering ribut karena masalah yang sepele, bahkan Rhia pernah melontarkan kata putus padaku, aku mencoba untuk tetap mengalah, karna aku seorang manusia, kadang aku juga nggak bisa lagi menahan emosi aku nggak pernah marah, cuman memilih jalan yang terbaik yaitu dengan banyak diam seribu bahasa.
Hari ini adalah bulan puasa, hari ini aku nggak puasa karna semalam nggak sahur, jadi nggak kuat untuk puasa. Saat brigde tiba, aku langsung pergi ke Panasera, sampai di sana orang udah ramai, langsung saja memesan makan untuk di makan, aku telpon Rhia, kebetulan hari ini aku biasa makan berdua bersama Rhia, karna hari ini dia juga nggak puasa, saat dia datang aku langsung memintaan dia nasi, kami makan dengan menceritakan orang orang yang nggak puasa.Begitulah selama bulan puasa kalau aku nggak kuat lagi puasa aku pasti pergi makan kepasera.
Tak terasa hari pun cepat berelalu, hari ini adalah hari terakhir di bulan puasa, rencanya Rhia mau buka bareng dengan keluarga kami di rumah.Sore itu aku langsung menjemput Rhia ke tempat temannya yang  tinggal di perumahan MKGR.Saat aku datang aku telah melihat Rhia udah berada di depan rumah temannya, sambil tersenyum
“Jadi nggak “ujar Rhia seraya menghampiriku
 “Ayo”ujarku sambil menghidupkan motor, setelah pamit kami beranjak meninggalkan MKGR, menuju pasar romadhon yang terletak tak jauh dari simpang MKGR.Setelah  selesai belanja, kami langsung menuju rumah.Saat tiba di rumah teman teman di rumah telah mempersiapkan makan untuk berbuka.Rhia langsung berkenalan, dia langsung memberi wadah yang kami beli tadi.Seiring dengan terdengarnya suara azan, kami pun segera berbuka.selesai makan Rhia segera merapikan peralatan makan, dia langsung mencucinya walau aku mencegahnya.Malam ini langsung di iringi suara takbiran yang bertalu talu, yang membuat suasanya menjadi meriah.Renacanya teman teman di rumah mau pergi takbiran, jadi aku nggak enak dengan mereka.Jadi aku memutuskan untuk pergi ke MKGR berkat bantuan Aswir, aku satu motor dengan Rhia sedangkan Aswir dengan Iskandar. Sesampainya di sana Aswir langsung pergi meninggalkan kami.berjalan kaki kami sampai juga di rumah Ijal.Ketika sampai di sana, ijal nggak ada.
“Rhia kita mau kemana?”tanyaku
“Kita main ke Pambill aja”ujarnya
Kami melangkah menuju simpang MKGR.Lama berada disana menunggu mobil, aku gembira malam ini
Akhirnya kami dapat juga sebuah taxsi.Di atas mobil kami sangat mesra, dengan sebuah kecupan sayang aku mengisaratkan bahwa aku sangat sayang dan cinta padanya.Tak terasa kami sudah sampai di Pambil.Seselai membayar ongkos kami melangkah meninggalkan jalan menuju menuju tempat permainan yang berada di lantai 4 Seperti biasanya kami main basket, sangat ramai Pambill malam ini, bahkan lebih rame dari konser.Usai main game kami melangkah ke sebuah tempat makan yang terletak di sebelah selatan Pambill, Lama kami menunggu pesanan, mungkin kerena terlalu ramai, jadi karyawanya jadi kecapean. Lama menunggu akhirnya datang juga pesanan kami langsung melahap makanan yang ada di depan mata, selesai makan kami berjalan ke samping Pambil sebelah barat di sana banyak terdapat pohon dan tempat duduk, menikmati malam yang indah, di samping kami duduk depasang kekasih yang sedang lepas kendali, tanpa memperdulikan kami mereka terus bercumbu, kami  juga melepaskan kerinduan, lama kami terhanyut dalam gelombang cinta yang makin lama makin besar, aku bahagia sekali malam ini, selain malam lebaran juga malam yang penuh makna, yang nggak mungkin aku lupakan seumur hidupku.tak terasa waktu begitu cepat berlalu, jam 10 kami melangkah meninggalkan pambill menuju tepi jalan mununggu mobil untuk pulang.
Pagi hari telah datang seiring suara takbiran yang silih berganti yang takhenti hantiya, aku telah bersiap siap untuk ikut sholat idul fitri yang bertempat di jalan utama komplek perumahan kami, selesai sholat, aku ikut rombongan mengelilingi komplek untuk saling silaturahmi, selesai itu aku langsung ke rumah teman teman udah kumpul semua, mereka rencana mau ke tempat kakak sepupu yang lain yang berada di genta…, tak lama kemudian kami pergi menuju genta, suasana sangat riuh karna di sana banyak sekali orang padang yang berkumpul sampai sore kami di sana, lalu kami pergi ke piayu di sana juga ada rumah family, jarak antara piayu dengan Batu Aji sekitar 20 km, kalau di tempuh dengan mengendarai sepeda motor cuman 30 menit, sesamapainya di sana kami di hidangkan makan khas lebaran yaitu ketupat lebaran, dari piayu kami pergi ke rumah Vera yang terletak di Genta 1, kami menuju kesana,di sana kami tidak bertemu Vera cuman bertemu kakak Vera, dia memberi tahu kami bahwa Vera pergi ke rumah Siah di Puscopcard, tanpa pikir lagi kami langsung saja kesana, kami menemukan Siah dan Vera lagi makan makan, kami pun di suruh masuk, setelah kami masuk Siah dan Vera langsung aku kenalkan dengan teman temanku, cuman sebentar kami di sana, rencana kami mau pergi kerumah Vera, berhubung karna motor cuman dua, terpaksa aku dan Rais naik mobil sedangkan Vera dan Siah naik motor bersama, Aswir dan Iskandar.
Saat aku lagi menunggu mobil tiba tiba Ghani nelpon
“Co kamu tahu nggak???.. Bahwa Ardi udah mendahului kita”ujar ghani
“Ghani…… kamu tahu dari siapa”ujarku
“Aku tahu dari temannya Ardi”
Aku langsung menelpon Ijal
“Jal kamu di mana?....Ardi udah nggak ada lagi”ujarku
“Aku di rumah”
“Aku tunggu kamu di simpang Putri Hijau”
Setelah menepon Ijal aku menelpon izal
Lama mencoba menghubinginya, selalu jaringan sibuk, aku tetap mencoba hingga terdengar nada sambung Izal yaitu nyayi band Unggu Kau Tercipta Untukku yang menandakan telponnnya udah masuk.”
“Menatap indahnya senyuman di wajahmu…."
“Membuatku terdiam dan terpaku”
“Mengertilah akan hadirnya cinta terindah”
“Saat kau peluk mesra……. Tubuhku……..
Banyak…… kata yang tak mungkin kun ungkapkan
                “Hallo,ada apa Co…?”terdengar suara Izal
“Zal lagi di mana????”ujarku
“Aku mau ke Batu Aji”kata Izal
“Zal,……. Ardi udah nggak ada lagi, kita pergi kerumahnya ya, kita kumpul di simpang Putri Hijau”
Ardi adalah teman satu PT dengan kami, dia juga orang Padang, jadi kami udah nganggap dia saudara, dia tinggal di arah PJB. Masalahnya aku nggak tahu di mana alamatnya, Aku dan Rais langsung pergi naik mobil ke rumah Vera, sampainya kami disana, dengan tergesa gesa aku langsung minta di antar oleh Iskandar ke simpang Putri Hijau. Sesampainya disana, teman teman udah ngumpul, aku sangat kaget rupanya Rhia juga ada disana. Seraya mendekati mereka…
“Zal kamu duluan aja pakai motor”ujarku
“Tapi kita nggak tahu rumahnya”ujar Ijal
“Aku ada teman anak sana” ujar Izal
“Nanti kamu tunggu kami di simpang PJB”ujar Firman
Ternyata Rhia pergi bersama Firman dan seoarang teman cowok Mereka pergi kerumah Ijal.Tanpa membuang waktu lagi kami langsung berangkat kesana, sesampainya di sana kami sudah ditunggu Izal dan seorang temannya, kami berjalan dari simpang PJB ke dalam perumahan dan mencari di mana ada orang yang meninggal. Udah satu jam kami mencari, aku merasakan kaki terasa capek, kami memutuskan untuk istirahat, di sebuah tembok. Tapi Izal masih mencari dengan mengunakan motor bersama teman nya, lama kami menunggu, kami semua sudah hampir putus asa, dalam keadan yang putus asa tiba tiba datang Izal dengan tiga orang yang membawa motor….…
“Ayo…”ujar Izal
“Udah ketemu Zal”ujarku
“Udah, ayo”
Kami di antar kerumah yang kami cari, sesampai kami disana, kelihatannya udah sepi, ternyata kami nggak bertemu lagi dengan Ardi, dia udah di makamkan, lama bercerita disana, Ardi jatuh dari motor di malam takbiran, dan meninggal jam 2 siang dan langsung di makamkan, jam sebelas kami beranjak meninggalkan rumah tersebut menuju rumah masing masing.
Keesokan harinya, aku bangun jam sembilan. Setelah bangun dan langsung mandi, dan berpakaian yang rapi soalnya mau ketemu dengan Rhia
“Co kita pergi ke tempat Uni Rhini”ujar Rais
“Malam ajalah kita kesana”ujarku
“Benar Is aku mau ke tempat yayangku dulu”sela Aswir
Kami pun sepakat untuk kesana malam, Aswir pun berlalu dari kami begitu juga Iskandar, tinggal kami berdua, sebenarnya Rais adalah seorang Jomblo dia nggak ada pacar, aku nggak tau kenapa?????
“Co kamu mau kemana nich”ujar Rais yang melihat aku ganti baju
“Aku mau ke tempat Rhia”ujarku
“Co pimjam uang 50 ribu, aku mau ke Genta, nanti kamu menyusul aja kesana, aku malas di rumah sendiri”ujar Rais
Sambil memberikan selembar uang lima puluh aku berjalan ke arah pintu dan mininggalkan rumah.Setelah menunggu ojek, aku akhirnya sampai juga di simpang Putri Hijau, lalu naik mobil jurusan lurus, tak lama sudah sampai di simpang Poscopcard, setelah mebayar ongkos mobil aku melangkah menuju rumah Rhia, sesampainya di sana aku di ajak Rhia ke tempat Uni nya di samping rumahnya di lantai 2, di kenalkan dengan teman temannya di sana, aku di suguhkan minuman dan makanan, tak lama kemudian aku mengajak Rhia untuk pergi kerumah Ijal di MKGR.Setelah pamit dengan Uninya kami langsung pergi ke MKGR, rumah yang kami tuju adalah rumah yang bernomor R 13. Lama berjalan, sampai juga di sana, kami di sambut Ijal dengan tawa
“Met lebaran Jal”kataku sambil mengulurkan tangan
“Sama sama Co, ayo masuk”ujar Ijal, Sambil masuk kedalam rumahnya, Rhia berjalan masuk yang aku iringi dari belakang perlahan menuju pintu yang telah berada pass di sampingku.Ijal langsung menghidangkan makanan dan minum kehadapan kami
“Ayo minum”terdengar suara Ijal memulai pembicaraan
“Jangan repor- repot  Jal, keluarin aja semua”ujarku sambil ketawa
“Cuman inilah yang ada”
“Nggak apa apa ini udah lebih dari cukup”sela Rhia
“Kamu tunggu dulu di sini ya”ujar Ijal
“Kamu mau kemana Jal”selaku
“Aku mau nelpon Yeni”sambil bergegas pergi
Aku melihat ke arah Rhia yang lagi mainin handphone, dalam hati aku merasa nggak berarti di depan Rhia, coba aku yang main hp pasti Rhia akan marah padaku, pernah sebulan yang lalu waktu itu aku lagi nelpon ke kampung mau menanyakan keadaan orang di kampung, lagi asyik nelpon malah Rhia meninggalkan aku dan pergi berjalan menjauh dariku.Ketika sadar bahwa Rhia nggak ada lagi di sampingku, langsung matikan dan melayangkan pandangan sekeliling, ternyata dia telah 500 meter dariku berdiri.
Tiba tiba…….
 “Co aku tempat Meri duluya”ujarnya sambil berdiri hendak pergi
“Nantilah biar Ijal pulang dulu baru kesana”selaku
“Meri nyuruh kerumahnnya, nggak enak kalau nggak kesana”seraya pergi meninggalkanku
Nggak habis pikir mengapa Rhia selalu begitu padaku, bahkan dia tak mendengarkan kata kataku, dia malah meninggalkan aku sendiri di rumah Ijal, aku begitu nggak ada arti di mata Rhia, mungkin cuman sebuah mainan yang telah rusak di sampingnya, dia lebih mementingkan temannya, aku tahu sebelum aku pacaran dengannya dia telah bersahabat dengan Meri tapi sekarangkan dia pergi bersamaku, kecuali dia sekarang  pergi bersama temannya aku bisa maklum, sambil melihat siaran tv aku mencoba menghibur hati yang galau, saatku agak tenang tiba tiba terjadi hujan yang sangat lebat, aku merasakan berada dalam kehidupan yang sunyi dan suram, bahkan sudah lama hujan reda Rhia dan Ijal belum juga kembali, aku merasa tiada berarti lagi, dalam pikiran cuman ada sebuah keinginan untuk pergi dari sana, sebenarnya aku dan teman teman serumah ada rencana mau pergi ke Barelang, tapi ajakan mereka aku tolak karena aku mau pergi bersama Rhia, tapi apa yang aku dapatkan sekarang cuman kesendirian yang mencekam hati.
Aku bermaksud mau menelpon mereka, siapa tahu mereka belum berangkat
“Rais kamu di mana”ujarku
“Kami masih di rumah, kamu dimana mau ikut nggak????”sela Rais
“Aku tunggu di simpang MKGR”
“Okelah tapi kamu cepatya “ujar Rais
Selesai nelpon, aku langsung berdiri, saat mau keluar terdengar orang membuka pintu belakang, melihat ke pintu tersebut ternyata Ijal yang datang
“Co mana Rhia”tanyanya sambil menghampiriku
“Rhia ke rumah Meri, tapi aku balik dulu ya Jal”selaku
“Kok balik, Rhia bagaimana dia pergi dengan siapa????”ujar Ijal
“Dia ikut Meri, tadi Meri bilang akan pergi ke Barelang”selaku seraya melangkah meninggalkan Ijal yang masih bingung, aku melangkah dengan langkah yang nggak teratur, dalam hatiku berkecamuk pikiran yang nggak karuan, tak lama berjalan aku udah sampai di simpang MKGR,  Rais, Aswir dan Iskandar telah menunggu, tanpa buang buang waktu lagi kami langsung berangkat menuju Barelang, Hp ku matikan dalam perjalanan, waktu itu aku yang membawa motor, terjadi macet total , mungkin karena pikiranku yang sedang kacau, emosi yang nggak bisa lagi aku kontrol yang membuat pikiranku nggak tenang lagi sehingga konsentrasi menjadi hilang tiba tiba ………
  BRAAAAAAKKK………..’’’’’Aku menabrak motor yang ada di depan ku, baru sadar bahwa aku merem terlambat, untung aku nggak jatuh cuman oleng kekiri dan dapat aku stabilkan sehingga dapat berhenti
 “OOOOOI…….. kamu nggak ngelihat’’’”ujar orang yang motor aku tabrak
“OOOIIII……siapa yang loe bilang nggak ngilihat”ujarku dengan nada tinggi
“Kaulah…….
Belum sempat orang tersebut melanjutkan omonganya Rais udah memegang krah bajunya, aku langsung parkir motor dan juga menghampiri orang itu
“Oiii……ANNJING……lho tu yang merem motor mendadak, kalo lo berani ayo turun dari motor loe”ujar Rais yang masih memegang krah baju cowok itu, aku melihat dia telah gemeteran, Rais terus membentak bentak, ceweknya juga di gertak Rais
“Kau juga….!!! makanya kamu itu jangan pacaran sambil membawa motor, kamu tengok matorku gores kap depannya, kau harus ganti”ujar Rais dengan nada tinggi
                “Tapi Bang………!!!!!”
Belum sempat cowok tersebut ngomong lagi aku langsung menyela omongan nya
“Kamu pilih aja damai atau loe kami hajar”ujarku yang udah lepas kontrol tanganku udah nggak tahan lagi mau nonjok kepalanya, Aswir dan Iskandar datang menghampiri kami kerena mereka ketinggalan di belakang
“Oiiiii…..ada apa…ujar Aswir sambil berlari mendekati kami…
“Kenapa Ric….?”ujar Iskandar
“Ini bajingan….., bawa motor ngak sens malah marah marah “ujar Rais
“Makanya lho itu kalau bawa motor nengok kebelakang dulu baru pindah ke kanan”selaku
“Bang……gii…..ni aja, kita damai aja…….gimana”ujar ceweknya
“Ya…… Bang….ak…..kuu, minta maaf”ujar cowok itu dengan suara yang gemetar.
“Ya udah.., sekarang lo bayar seratus ribu…sekarang”ujar Rais  melepaskan krah baju cowok itu, tak lama kemudian cewek itu mengelurkan dua lembar uang lima puluh ribu, yang di serahkan pada Rais, setelah itu mereka minta maaf, dan langsung pergi, melihat mereka pergi terdengar tawa Rais sambil berkata
“Nanti kita pesta di Barelang, kita beli minum”ujar Rais
“Okelah, ayo kita pergi” ujar Aswir
Tak lama terdengar suara motor di hidupkan, Aswir langsung pergi meninggalkan seraya”ayo agak cepat nanti hari sore”sambil berlalu pergi, aku masih duduk di trotoar seraya memegang kepalaku yang rasanya mau pecah, melihat ke arah motor yang terparkir, sebenarnya motor kami nggak apa apa, tapi aku cuman nggak ada semangat untuk membawanya, Rais pergi membeli minum aqua di sebuah kedai esek esek yang kebetulan nggak jauh dari sana, menghampiriku…..
“Udalah Co, aku ngerti kok, kamu pasti habis bertengkar dengan Rhia ya” ujar Rais memberikan sebuah aqua padaku
“Benar, aku merasa hampa sekarang”ujarku seraya meneteskan air mata
“Kamu tabah ya, mungkin dia bukan yang terbaik untukmu, aku aja yang nggak punya cewek nggak pernah merasa sedih, nanti kita di Barelang menghilangkan sedih denganMINSION (sebuah merek minuman alcohol) gimana”ujar Rais membujukku
“Yuk” ujarku menuju motor, hampir aku jatuh pas mau menghidupkan motor untung Rais cepat meraih, rasanya tenagaku hilang..
“Biar aku yang bawa “ujar Rais
“Aku masih bisa kok, kamu kan belum pas bawa motor”ujarku, dengan sisa sisa tenaga yang aku miliki, perlahan ku engkol motor..JREEEEEENGGGG…….terdengar bunyi motor, seiring dengan bunyi tersebut aku tekan kopleng lalu menekan pedal gigi, motor berjalan makin lama makin kencang, ku terus memacu kecepatan mungkin aku mengendarainya lebih dari 120 km per jam, tak terasa air mataku mengalir membasahi pipi karna nggak memakai helm...pikiran ku kacau tiba tiba……..
TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT…………..tiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttttt Sebuah kontainer berlawanan arah denganku, saat ini aku lagi memotong mobil carry dan sekalian 2 kontiner didepanku, dalam pikiran ku cuman ada 2 pilihan kalau nggak jadi memotong aku pasti di hantam kontainer itu karna aku berada di antara kontainer yang aku potong, kalau aku ngak bisa memotong kontainer tersebut sebelum kontainer yang berlawan sampai, maka aku akan mati, tapi kalau aku bisa memotong mereka aku selamat, jarak kontainer yang berlawanan arah telah dekat kira kira 50 meter
Ttiiiiiiiiiiii………tttttiiiiiiiitttttt…………,Sopir kontainer memberi isyarat supaya aku segera minggir, tanganku udah gemetar, pandangan jalan makin lama makin kecil, dengan sekuat tenaga ku coba untuk memacu motor dengan waktu yang sedikit, dalam hatiku, ada yang berbicara bahwa aku bisa memotongnya,saat  aku nyampai di depan kontainer yang aku potong konteiner yang berlawan tersebut langsung melintas, menengok peti kemas yang di bawannya, aku banting stang kekiri, mungkin karna belum ajal aku bisa lewat, aku tetap memacu motor dengan kecepatan yang tinggi, kami tiba juga di barelang dengan selamat, pas turun dari motor, kurasakan getaran kaki yang sangat kuat, ku coba langsung duduk, dalam benakku langsung terbayang ke jadian yang tadi kami hampir saja meninggalkan dunia, sedangkan Aswir dan Iskandar sedang asyik berfhoto, Rais langsung beli minum, saat aku masih dalam suasana yang mencekam….
“Minum dulu”ujar Rais sambil menyodorkan sebuah botol minuman padaku, tanpa pikir aku langsung meminumnnya aku merasakan minuman sangat pahit…
“Minuman apa ini”ujarku agak heran
 “MINSION, penenang otak, biar kejadian yang tadi hilang”
Kami menikmatinya, aku mulai merasakan pikiranku agak tenang, aku merasakan udah agak mendingan, semua masalah yang pernah aku hadapi hilang seketika, aku merasakan berada di dunia lain sangat senang, nggak ada yang mengganguku,lama terhanyut dengan alunan gelombang yang membuat aku jadi terombang ambing, sekarangku dalam keadaan mabuk aku menghabiskan tiga botol, sempatku melihat Rais yang tergolek di sampingku,laluku nggak ingat apa apa lagi….saat sadar aku merasakan kepala sedikit pusing, tapi pikiran ku jadi agak tenang, perlahanku sandarkan badan ke pagar jembatan,
“Co.., kamu fhoto nggak”ujar Aswir mendektiku
“Nggak Wir, airnya masih ada nggak?”ujarku
“Kamu udah minum, tiga botol, kamu udah tidur 2 jam,”
“Hari udah jam lima, sekarang ayo kita pergi ke jembatan 1
Rupanya Rais udah dari tadi bangun, dia memberikan hp padaku, seraya berkata ada sms dari Rhia” ujarnya sambil menghidupkan motor, tanpa pikir lagi aku naik motor, kali ini aku cuman bonceng, sesampai di jembatan 1 kami  berfhoto fhoto, kami menikmati senja yang begitu indah.
Bantuan Yang Berarti






Sepulangnya kami dari barelang kami menuju rumah Uni Rini yang terletak di perumahan Genta 2 sebelum pasar Aviari, kami sampai disana jam setengah delapan, langsung menyalami teman teman yang berada di sana, baik yang masih Famili maupun yang bukan keluarga, kami langsung di hidangkan makan, selesai makan aku jadi teringat pada Rhia, nggak tahu tiba tiba perasaanku jadi teringat dengannya, lama aku mencari cara untuk pergi, rencananya aku mau menemui Rhia kerumahnya,
“Uni aku ke Aviari dulu”ujarku
“Ngapain”sela Aswir
“Aku mau beli pulsa, sekalian ngambil uang”
“Tapi jangan lama ya”
“Ya dech” melangkah pergi menghampiri motor yang di parkir di samping rumah, langsung pergi kerumah Rhia cuman lima menit aku udah sampai  di sana, cuman mendapati rumah yang lagi kosong, sejenak hati menjadi galau, aku telpone nggak di angkat, aku coba telpon melalui wartel…….
“Halllo,  siapa ni….?”terdengar suara Rhia
“Ya,… kamu dimana”ujarku tanpa menyebutkan nama
“Aku tempat Firman, ini siapa ya”
“Aku tunggu di rumah ya”ujarku
“Aku juga mau pulang ini udah di jalan dengan Firman”
Aku menutup telpon, setelah membayar, langsung menyusul kearah rumah Firman yang nggak jauh dari sana, di tengah jalan aku bertemu Rhia dan Firman yang lagi jalan, langsung ku hampiri
“Ya….ayo naik”selaku
“Nggak aku jalan aja”ujarnya sambil terus berjalan
“Rhia mendingan kamu naik motor”ujar Firman
“Kamu kok tega meninggalin aku….”tapi tak di teruskanya
“Naik dulu nanti aku jelaskan”
“Emangnya kita mau kemana?”sela Rhia
“Aku balik duluya”sela Firman berlalu meninggalkan kami
Akhirnya Rhia mau juga naik motor, aku nggajaknya, menuju Genta ngantar motor, saat mau masuk simpang Genta, Rhia nggak mau aku ajak masuk, ya……. terpaksa dia aku tinggal di simpang sendirian, sampai di sana aku langsung parkir motor.setelah ngasih kunci motor pada Rais langsung pergi menemui Rhia yang aku  tinggal di simpang.
“Rhia kita mau kemana?”selaku
“Aku mau pulang”ujarnya
“Okelah kita kerumahmu”
Kami naik mobil, tak lama kami udah sampai di Puscopcard, cuman berjalan sekitar 3 menit dari simpang tersebut kami sudah berada di depan pintu rumahnya, setelah membuka kuncinya kami langsung masuk ke dalam, kali ini aku masuk ke kamarnya, kamar Rhia terletak di sebelah ruang tamu ,disamping dapur, yang berukuran 3x4 meter, kamarnya nampak sederhana, di dalamnnya cuman terdapat satu buah dispenser, Rice Cooker, dan sebuah almari, dan kasur yang di tata di samping sebelah kanan, dan sebuah meja rias, suasana hari ini sangat sepi, cuman kami berdua yang berada di dalam rumah, teman teman yang lain ada yang pulang kampung, dan ada yang lagi pergi kecan, seketika pikiranku mulai di rasuki pikiran yang nggak ku mengerti, aku menjelaskan semua pada Rhia, menurut Rhia aku yang salah, tapi menurut aku Rhia yang salah, ku ambil jalan tangah kita sama sama salah,sejenak aku merebahkan badan di kasur yang terletak di sebelah kanan, Rhia duduk di sampingku, saat aku menatap mata Rhia yang indah aku langsung duduk dari tidur dan langsung memengang pundaknya, perlahan tangan ini merangkulanya ke dadaku.
“Yang aku sayyyanggg…………..”
“Kok kamu tadi niggalin aku”sela Rhia
“Aku janji nggak akan ninggalin kamu lagi”
“Sayang peluk aku yang erat, ku nggak bisa jauh darimu, aku sangat cinta padamu, kamu adalah cinta pertamaku,
“Yang kamu juga janji nggak akan ninggalin aku”selaku sambil membelai rambutnya,
Sejenak kami terdiam cuman larut dengan perasaan masing masing, perlahan tanganku mulai marabanya aku mulai kehilangan kontrol, bibir ini langsung mencium lehernya perlahan turun agak ke bawah katika tangan ku berada di payu daranya, Rhia langsung memegang tanganku seraya berbisik” Sayang…….nggak boleh”
Tersentak, aku jadi sadar, aku nggak mungkin melanjutkannya, nanti bisa gawat urusanya, aku belum siap untuk menikah, dan apabila ada orang yang tahu kami lagi begituan kami akan di denda 700 ribu, mencium keningnya….
“Sayang aku pulang dulu ya”””’’’’…..”
“Kamu tidur di sini aja”sela Rhia yang nggak mau melepaskan pelukanku
“Sekarang udah jam 1, aku pulang dulu”……
“Benar kamu mau pulang”ujar Rhia sambil merapikan rambutnya
“Benar, aku nggak mau merusakmu, aku sayaaangggg….kamu, aku ngggak tega”
Sejenak kami terdiam, kepalaku terasa pusing, mungkin bawaan berat ujung, perlahan mengambil secangkir minuman, setelah minum kumerasa agak tenang, perlahan aku menuju pintu kamar dan beranjak menuju ruang tamu Rhia masih mengikutiku dari belakang sambil membuka pintu.
“Rhia aku pulang dulu ya, maafin aku, aku nggak bisa”
“Kamu hati hati aja pulang”ujar Rhia sambil mengecup keningku, tampa buang waktu lagi, aku langsug pulang.
Selang dua hari, aku Izal dan Ijal berencana mau ngumpul di rumah Ijal mumpung kakaknya mudik lebaran, malam ini adalah malam minggu, hari ini kami pulang jam setengah empat sore, aku langsung berangkat bareng Ijal kerumahnya, sedangkan Izal pergi menjemput pacarnya, rencanya mau heppy-heppy di bukit cinta. Sekitar jam 6 sore Izal datang bersama pacarnya .Ijal pun langsung menjemput pacarnya. Lama aku dan Izal menunggu, udah jam 7 tapi Ijal belum juga balik.…….
“Zal……pinjam motor aku jemput Rhia dulu….”selaku
“Tapi jangan lama nggak….”ujar Izal
“Nggak aku tadi sms Rhia, katanya dia udah siap”
“Kamu isi bensin dulu”ujar Izal saat memberikan kunci motor, lima menit perjalan aku udah sampai di depan rumah Rhia. memarkir motor ku telpon,,,…………
“TUUUUT……..TUUTTTTT……”Belum ada yang ngangkat
“Halo” terdengar Rhia menjawab
“Aku sudah diluar”ujarku sembari menutup telepon. Sejurus kemudian, Rhia keluar. Dengan mengenakan baju hitam, memakai celana jean’s dengan jilbab putih yang bercorak bunga.Langsung menghampiriku Rhia langsung naik motor.Seiring dengan peputaran roda motor mengantarkan kami ke MKGR dengan selamat, sesampainya kami disana, ternyata Ijal udah balik duluan. Mereka telah berada di dalam, maka aku langsung masuk.Di dalam Rhia lang sung kenalan dengan cewek Ijal dan Izal.Setelah perkenlan kami langsung makan sepiring berdua.Setelah itu kami langsung berangkat ke Bungkit Cinta, ketika kami mau berangkat
“Co kamu duluan sama Izal…, aku ngunci pintu dulu”ujar Ijal
 “Tapi kamu jangan lama”ujarku
“Tenang aja”sela Ijal
Tanpa ada sedikit pun rasa curiga kami pun berangkat menuju Bukit Cinta.Di sana sangat rame dengan orang pacaran, tempatnya agak gelap cuman di terangi cahaya bulan tapi di depannya nampak kota Batu Aji yang sangat indah.Kami langsung mencari tempat duduk, kami duduk berdekatan, cuman berjarak 1 meter dari Izal dan pacarnya.Kali ini aku yang memegang gitar, sambil menyanyi lagu aku memcoba menghibur diri.Saat aku lagi asyik mainin gitar..
“Co….. Kita pulang yuk”….ucap Rhia
“Pulang………..”jawabku bercanda
“Ia aku mau pulang”ujar Rhia serius
Ketika aku melihat ke arah Izal, mereka lagi asyik bercumbu tampa menghiraukan kami.Perlahanku taro gitar dan memeluk Rhia, saat aku memeluknya, tiba……
“Co cara kita pacaran berlebihan”ujarnya sambil melepaskan tangan ku. Aku jadi terkejut mengapa Rhia begitu.
“Kamu kenapa”ujarku agak heran
“Aku mau pulang”
“Kalau kamu mau pulang, pulanglah aku nggak bisa melarang, aku ini kan bukan siapa-siapa mu kan???”ujar ku kesal Sambil mengambil kembali gitar, aku mencoba memainkan untuk menenangkan hati yang kacau. Dalam pikiran kalau rhia pulang, berarti dia cuman main main saja denganku.aku nggak akan lagi memohon padanya supaya dia mau kembali padaku, aku merasa sudah cukup di permalukan di depan teman temanku, aku nggak lagi melihat kearahnya. mencoba cue’x  terus memainkan gitar dengan lagu yang sedih-sedih, bahkan Izal melirik padaku supaya aku menikmati malam ini bersama Rhia, tiba aku lagi asyik main gitar, orang yang di sampingku duduk meminjam gitar, aku meminjamkanya, aku cuman diam seribu bahasa, sebenarnya aku sangat kesal, aku jadi malu sama Izal dan pacarnya
“Ric.. Ijal kok belum datang?” Tanya izal padaku
“Kamu kayak oaring nggak tahu aja, enaklah mereka di rumah”selaku
“Jadi kita gimana?”
“Kita di sini aja sampai pulang”
Sampai Izal ngajak kami pulang aku nggak pernah ngomong,…
“Co pulang yuk”ujar Srie pacarnya Izal
“Ayo”uajrku sambil berdiri
Aku pun berjalan paling belakang, Srie dan Izal berjalan bergandengan tangan, sedangkan aku cuman megang gitar, bahkan waktu turun dari Bukit Cinta hamper saja Rhia terjatuh tapi aku cue’x aja.Izal langsung mengantar Srie pulang, aku nggak pernah nggomong sepatah katapun, aku langsung menuju simpang MKGR, untuk ngantar Rhia pulang, sesampai di rumahnya Aku langsung pamit.Malam itu aku tidur di rumah Ijal.
                Setelah kejadian itu udah hampir 10 hari aku nggak ketemu Rhia, dia juga nggak pernah nelpon atau sms, aku merasa hubungan kami ini pasti udh berakhir, tampa ada penjelasan, tapi aku juga nggak tahu mengapa aku itu cuman bisa marah itu cuman diam aja, dalam hatiku masih sayang pada Rhia, biarpun dia telah begitu padaku, tapi aku masih nggak bisa melupanakanya, mungkin ini yang di namakan cinta sejati atau apa aku ngak tahu.
“Co cari rumah kost yuk”suara Rais mengagetkan aku
“Emangnya mau apa”ujarku heran
“Semalam Uda bilang, kalau kamu mau kost nggak apa-apa lagian kalau kalian tinggal di sini kan jauh”ujar Rais
“Kita tunggu dulu Uda  selesai nikah baru kita pindah”
“Co aku udah capek, ayo”ujar Rais menarik tanganku
Terpaksaku menuruti keinginanya, pergi mencari tempat kost ke arah Genta belakang, tapi kami nggak beruntung, karena tidak menemukan rumah yang di kontrakan, kami pulang dengan tangan hampa
Sesampainya di rumah, aku langsung kirim sms pada Rhia mau bilang mau nggak dia ketemu Minggu malam, aku mau menunggunya di simpang Genta Depan. Ketika itu juga smsku di balasnya dia bilang dia mau, dia juga minta maaf atas kejadian waktu di Bukit Cinta, aku sangat gembira mendapat sms kayak gitu..
“Gimana Co, sebelum hari Senin kita harus pindah”ujar Rais
“Rais, mendingan tunggu kita gajian”selaku
“Gini aja, masalah dana aku serahkan padamu, tapi kalau masalah mencari tempat biar aku yang cari, di Genta depan ada sebuah kamar yang di kontrakan, tapi kita harus membayarnya dulu”ujar Rais sambil menengok wajahku
“Okelah kalau begitu”ujarku sambil melangkah ke kamar berencana mau tidur.
Hari ini adalah hari Minggu, aku pulang jam setengah delapan malam, dan akan ketemuan dengan Rhia di simpang Genta depan, rupanya Rhia terlebih dahulu datang, aku menuju tempat dimana dia berdiri, rencanyaku mau ngajak Rhia pergi nonton, saat lagi menunggu mobil…..ada yang nelpone.
“Co dimana????, aku udah dapat kost, sekarang kamu kesini, aku tunggu di Blok AQ 11genta depan”Rais menelepon
“Aku………,lagi di PT” jawabku bohong
“Nanti kamu di tunggu Aswir di simpang genta depan”ujar Rais
“Aku…….”belum sempat aku melanjutkan pembicaran rupanya aku melihat Aswir menuju ke arah kami, sambil mematikan telpon, aku langsung ngajak Rhia jalan ke dalam dari simpang tersebut, ketita Aswir berada tepat di depan kami….
“Ayo aku antar satu satu”ajak Aswir
“Kami jalan ajalah”ujarku
Setelah Aswir memberikan arah tempat rumah itu ia pun berlalu pergi meninggalkan kami, lama berjalan akhirnya kami sampai di Block AQ 11, di sana aku melihat Rais dan Aswir, langsung masuk melihat kamarnya, Rhia pun mengikutiku dari belakang..
“Co…..kata ibu kost kita harus bayar 250 ribu, baru bisa pindah”ujar Rais
“Rais aku sekarang cuman ada uang 500 ribu, bagaimana dengan kasur atau tempat masak, gimana kalau kita pindah bulan depan”selaku
“Yang penting kamu bayar sewa kost, kalau masalah kasur nggak usah di beli”sela Rais
“Rhia kamu ada uang nggak”ujarku
“Ada tapi nggak banyak”
“Kamu ada uang berapa”
“Cuman ada 300, uangku baru di pimjam Uni Nova
“Nggak apa”selaku seraya mendekati Rais yang berdiri setengah putus asa di luar kamar
“Rais nanti kamu bayar uang kost, sekalian beli Rice Cooker dan tikar”ujarku
“Co aku nggak ada uang untuk nambah”sela Rais
“Ini  ATMku, di dalam nya ada uang 400 ribu,  besok ibuku mau transfer 300 ribu lagi, barusan aku nelpon, minta duit”selaku sambil memberikan  kartu ATM
“Pinnya berapa?”
“Tanggal lahir aku”ujarku sambil melangkah ke tempat Rhia yang lagi duduk di dalam kamar
“Rhia uang kamu ada sekarang”selaku
“Masih di ATM, ayo kita ambil ke Aviari”ujar Rhia sambil bangkit dari duduknya
“Ayo sekalian kita beli lemari kain di Pambil”selaku melangkah meninggalkan Rais dan Aswir yang lagi asyik ngobrol dengan tetangga sebelah kamar, kami pun pergi meninggal kan Genta depan  menuju Aviari, sampai di Aviari Rhia langsung menuju Atm BCA yang terletak di samping Mall Aviari.Setalah mengambil uang Rhia langsung mengajak aku ke kossanya dulu, kami langsung berangkat, nyampai disana orang sangat rame, aku duduk di ruang tamu, tak lama kemudian Rhia ngajak aku makan ke kamarnya, dalam kamarnya ada 2 orang cewek, kata Rhia yang masih sebaya kita adalah pacar kakak sepupunya dan yang satu lagi adalah teman dari kakaknya, selesai makan aku dan Rhia pergi ke Pambil untuk membeli lemari kain, setelah pamit pada semua yang ada di sana kamipun berangkat.
MENGUJI KESETIAAN




Keesokan harinya kami pindah ke kost yang baru, setelah sebelumnya kami omongin ke Uda, hari ini terjadi banjir yang sangat besar, aku minta pulang jam setengah lima. Ketika aku pulang dari mengambil baju dari tempat uda, saat mau melewati kantor camat ke simpang putri hijau, disana ada banjir yang dalam, terpaksa aku berjalan sekitar satu kilo, agar bisa sampai di Simpang Putri Hijau. Sampainya di kost yang baru aku langsung membersihkanya dan langsung memasang lemari yang aku beli bersama Rhia kemaren malam, saat aku lagi masang…..
 TUK TUK….TUKK…
“Assalamualaikum” terdengar  suara dari luar
“Walaikum salam”selaku sambil membukankan pintu
Rupanya yang datang Rais, dia baru pulang kerja
“Co beli nasi bungkus yuk” ajak Rais
“Bentar lagi, aku masang ini dulu”
Selesai mengerjakannya kami langsung pergi beli nasi bungkus di sebuah rumah makan, yang nggak jauh dari sana, selesai kami makan kami pulang dan memasang yang perlu perlu saja, malam ini kami tidur cuman bealaskan tikar tanpa selimut dan bantal.
Selama seminggu lebih kami kayak gitu, makan di rumah makan, sampai Rais gajian, Rais gajian akhir bulan, pas Rais gajian kami membeli semua perlengkapan yang kami perlukan sehari sehari begitulah kami mulai hari yang baru.
                Hubungan aku dan Rhia berjalan dengan baik kami kadang bertemu  cuman 1 kali 15 hari, karna apabila Rhia masuk malam pasti nggak akan ketemu, kadang kalau aku terlalu kangen aku kadang menyuruh Rhia datang ke kost, kadang kadang aku yang pergi kerumahnya.
Hari ini aku jadi penasaran mendapat sms yang isinya sayang sayang, aku telpon nggak mau ngangkat
“Haloo……saaayyyyang, aku mau nanya, kamu mau nggak jadi pacarku, aku sangat sayang padamu, kamu pasti kenal aku, tapi kamu jujur ya, kamu udah punya cewek blum’…..begitulah isi smsnya, aku jadi penasaran karna ditelpon dia nggak ngangkat dia tahu namaku Rico….lama aku terpikir siapa lah cewek ini…
“Zal kamu tahu nggak nomor ini”ujarku sambil menghampirinya yang lagi duduk
“Coba lihat”ujarnya sambil mengambil hpku, perlahan dia membaca sms tersebut….
“Co, orang ini orang yang tahu dengan kamu, coba kamu permanin, aku yakin sms itu datang dari teman Rhia atau mungkin Rhia sendiri”ujar Izal
“Tapi hp Rhia aktif”
“Atau dia meminjam hp temannya”
“Benar juga ya”ujarku
“Sini aku balas smsnya”sela Ghani yang kebetulan datang menghampiri kami…
“Hallo juga sayang, aku belum punya pacar, emangnya kamu mau jadi pacarku”itulah sms balasan Ghani,….
“Aku yakin kalau memang orang itu teman Rhia, pasti Rhia akan marah, dia pasti akan bilang sama kamu, tapi kamu cuex aja, pura pura nggak tahu, berarti Rhia nggak percaya padamu hingga dia menguji kamu,ujar Ghani.
“Bagus juga ide mu Ghani”ujar Izal
Tapi tak ada balasan dari orang tersebut aku telpon nggak ada jawaban, malamnya datangnya sms lagi darinya
“Malam sayang aku kangen banget sama kamu” tapi sms nya nggak aku balas, esok pagi datang lagi
“Pagi sayang aku tadi malam mimpi dengan mu, kita berduaan di sebuah danau yang indah, aku sangat bahagia kapan kita jalan” tak juga ku tanggapi, sesampainya di PT aku langsung omongin lagi tentang sms, dan di beri saran oleh Ghani agar aku juga mengombalnya…….
Malamnya aku di telponnya……..
Saat aku angkat terdengar..
“Malam sayang udah bobok ya”
“Belum aku lagi mikirin kamu nich, emangnya kamu kerja dimana”selaku
“Aku kerja satu PT denganmu, masak kamu nggak kenal aku”
“Oo….satu PT , emangnya aku kerja di bagian mana”selaku
“Kamu kerja di deburing, aku kerja di sebelah depanmu”ujarnya
Dalam hatiku, berarti orang ini benar benar teman Rhia, yang sengaja di suruh Rhia untuk menjebakku
“Oo…, di depanku cuman ada mesin.., emangnya aku kerjanya gapain”ujarku… tapi tiba tiba….
TUTTTT……… TUUUUT…..TUUUTT…. terputus….
Langsung di putuskan
Sejak kejadian malam itu orang tersebut nggak pernah lagi menghubungiku, aku dan Rhia sekarang lagi beda shife, kami jarang ketemu…….?
Malam ini adalah malam minggu , malam ini aku nggak kemana mana, kerena Rais masuk malam jadi aku cuman sendiri di rumah, aku cuman menghabiskan malam dengan main hp sampai pukul 12 malam aku belum ngantuk, aku mencoba nelpon Rhia……..lama aku mencoba selalu jaringan sibuk sampai satu saat terdengar……
 Tut……tut…..tut……,
“Hallo”terdengar suara Rhia menjawab telpon
“Hallo juga, udah brigde ya”ujarku
“Tadi aku lihat kamu gandengan tangan sama cewek dekat PT Shinetshu”sela Rhia
“Nggak ada kok, aku tadi cuman di rumah aja”selaku heran
“Udah ngaku aja, aku lihat kok, kamu tadi pakai baju putih”
“Rhia aku tadi………….
“Udahlah kalau kamu nggak sayang bilang saja, aku merasa kamu sudah ada yang lain”sela Rhia
“Rhia tadi aku cuman ………….”
“Co……., sekarang kita nggak ada apa apa lagi”
“Ya aku…”
Belum sempat aku melanjutkan bicara Rhia langsung memotong
“Sekarang kita putus………..”selanya..
TUT…….TUT……TUT….terputus
Rhia memutuskan telpon, aku telpone lagi, tapi hpnya sudah nggak aktif lagi, aku sangat nggak mengerti mengapa Rhia ngomong itu, dimana salahku, kepalaku terasa sangat pusing, pikiran ku sangat kacau, apakah Rhia cuman bercanda, nggak mungkin bercanda. aku merasakan malam ini adalah malam yang suram, aku cuman mau melepaskan rindu malah aku menjadi gundah………




Malam Yang Indah Untuk Jiwa Yang Sepi




1 Bulan nggak pernah lagi bertemu Rhia, dia nggak pernah lagi nelpon, apa lagi sms, hari yangku lalui selalu sepi, biar bagaimana pun aku tetap nggak bisa melupakan Rhia, kadang kalau  teringat dengannya ku coba pergi ke tempat yang pernah kami datangi, terutama tempat game,ku sering kesana main basket, kadang kadang cuman pergi duduk aja kesana, tetap mencoba untuk melupakannya, dalam sebulan sejak kejadian itu ku nggak pernah sms apalagi nelpon, dalam hatiku andai Rhia mau balik aku akan menerima tapi kalau dia nggak balik lagi, ya aku nggak akan memohon lagi padanya.
                Malam ini Rais datang membawa pacarnya, mereka itu baru jadian seminggu yang lalu.Nama pacarnya Silvie orang Palembang Oku Timur…
“Co….kamu nggak keluar” ujar Rais
“Emangnya kenapa”
“Aku ingin berduaan disini……”sela Rais sambil berbisik ketelingaku, ku ngerti maksud Rais tapi harus kemana????, aku lagi malas pergi, tiba tiba ada ide, mendingan naik ke lantai 3 , tempat kos kami cuman 2 tingkat, tapi atapnya di cor pakai semen jadi bisa duduk di atasnya.
“Rais kalau kamu mau pergi pulang nggantar Silvie miscol aku dulu ya”selaku melangkah keluar
“Oke deh”
Lama berada di sana, ku rasakan dingin yang menusuk tulang, sudah jam sebelas Rais belum juga pergi,ku semakin nggak tahan di atas selain nyamuk juga dingin, teng teng…. ada sms dari Rhia  yang menanyakan kabar, dia bilang dia kangen aku, dia mau ketemu……  langsung nelponnya
“Hallo”jawab Rhia
“Halo juga, kamu di mana”ujarku
“Aku di PT, maaf ya, aku sebenarnya nggak ingin pisah denganmu aku sangat sayang padamu, tapi aku nggak mau terikat,    mungkin aku mau pulang”sela Rhia
“Kamu mau pulang????, emangnya kamu habis kontrak”
“Aku habis bulan ini tanggal 12, sebenarnya aku nggak ingin pisah aku nggak bisa jauh darimu, kamu adalah cinta pertamaku, saat aku bilang kata putus aku langsung menangis, bahkan sebulan ini aku terus ingat kamu”sela Rhia
“Kamu sabar aja, kamu pasti di sambung, aku juga sayang padamu”
“Bukan itu, tapi aku mau pulang”
“Gimana kalau besok kita ketemu”ujarku
“Aku sekarang lagi masuk malam, hari Minggu kamu tunggu di depan PT jam setengah empat”ujar Rhia
“Okelah aku tunggu”
“Udah duluya aku lagi kerja”
“Hati hatiya dan jangan lupa nanti kamu makan”ujarku sambil mematikan telpon, tak lama kemudian Rais miscol, tanpa buang waktu lagi langsung terun dan melihat Rais udah berada di lantai 1 lagi berjalan mengantar Silvie pulang, masuk dalam kamar, dan langsung tidur.
                Hari ini adalah hari Minggu, aku sudah berada di depan gedung 228, menunggu di tempat biasa, banyak karyawan yang keluar, tapi Rhia juga belum keluar, dengan sabar tetap menanti maklum udah 1 bulan nggak ketemu jadi sangat kangen ingin segera memeluknya, saat yang ku tunggu datang juga, Rhia keluar, kali ini dia tak lagi memakai baju kerja tapi ia memakai sebuah kaos yang warna agak coklat dan memakai jilbab warna putih yang di hiasi bunga yang menambah kencantikannya dengan memakai celana jean’s, dengan sebuah senyuman Rhia langsung menghampiriku yang lagi separuh bingung menatap ke arahnya
“Ayo jalan”sapanya
“Kita mau kemana aku belum mandi”
“Ya kemana aja kek,”
“Kita ke kostku dulu siap itu baru kita jalan”
 “Ayo”
Saat mobil datang kami langsung pergi, dalam mobil aku manatap wajah Rhia, aku merasakan ketanangan yang tak bisa aku temukan pada wanita yang lain, kami duduk di belakang sambil mengemgam tanganya aku……..
“Rhia mengapa kamu mau memutuskan aku”seraya menatap matanya yang indah
“Aku aku………”tapi tak di lanjutkan, Rhia langsung bersandar padaku menatap mataku Rhia mengisaratkan bahwa dia tak ingin pisah denganku, dia terus bersandar
“Rhia kalau kamu memutuskan aku, aku nggak akan hidup di dunia ini lagi”ujarku seraya mengusap kepalanya….
“Aku…., aku…sayyang banget, kamu lah orang pertama yang pernah menciumku, pernah dulu mantan pacarku minta cium aku menolaknya, tapi Rico nggak pernah meminta malah aku…….., aku sayang kamu….,aku nggak bisa pisah denganmu tapi……..”lagi lagi tak di lanjutkanya
“Udah lah kita udah sampai
“Bang ……….Sini ya….”ujarku
Sejurus kemudian mobil berhenti, kami pun langsung turun, setelah membayar ongkos kami melangkah menuju kostku, sampai di kost……, aku mengambilkan minum Rhia, sejenak suasana diam, selain kami nggak ada lagi orang lain yang berada di sana, Rais masuk kerja sedangkan teman kamar sebelah entah pergi kemana.
“Benar kamu pulang”ujarku memecah keheningan
“Ya…., mungkin aku pulang bulan April”seraya mendekat padaku
“Jadi kamu ninggalin aku di sini”
“Co ini demi masa depan kita”
“Kalau kamu pulang aku akan pulang juga”selaku sambil memeluk tubuh yang indah
Perlahan terdengar suara
“Ayo kita jalan yuk”
“Aku ganti baju duluya”selaku
“Kita main ke Pambill, sambil main basket”ujar Rhia
Setelah siap ganti baju kami berangkat ke Pambill, hari ini hubungan kami baikan lagi, ku merasakan ketenangan yang nggak bisa di ungkapkan dengan kata kata……...
                Terdengar suara takbiran yang silih berganti, yang terdengar hampir di setiap mesjid, karena besok adalah hari lebaran Idul Adha, yang jatuh tanggal 31 Desember dan di iringi malam tahun baru yang sangat meriah dan jarang sekali terjadi.ku berdiri bersandar ke sebuah tembok yang berada di samping kamar, terpaku diam seribu bahasa, teringat akan kampung halaman yang jauh di mata, telpon ke kampung tapi nggak masuk masuk, sendiri, Rais masuk kerja, sedangkan Rhia juga masuk, dalam kesendirian coba bergolek di kamar, merenung tentang diriku, mau jadi apa diriku ini, merasa menjadi anak yang nggak berbakti sama orang tua,dari dulu di suruh pulang ama nyokap, aku nggak mau, sebenarnya sebelum ketemu dengan Rhia aku telah berjanji akan pulang ahkir September, saat  mengenal Rhia aku merasa nggak ingin meninggalkan Batam, dan nggak ingin balik, tapi sekarang  Rhia malah mau meninggalkanku.    
                Lamaku termenung, tak terasa ku meneteskan air mata, aku merasa sangat bersalah terhadap Nyokap, cuman karena cewek nggak mau menuruti kata kata mereka, mereka mau aku segera pulang dan masuk kuliah.itu yang namanya cinta biar semua orang ngelarang aku pasti kan tetap bersamanya……
Saat pagi datang, terkejut Rais telah berdiri di depanku yang telah siap mau pergi sholat
“OIIII………..bangun, kamu nggak sholat Idul Adha,,apa?????

Dengan malas langsung mengambil handuk dan pergi mandi, selesai mandi bergegas pergi ke tempat sholat yang nggak terlalu jauh dari kost kami
Selesai sholat, salaman dengan teman teman yang kebetulan ketemu waktu sholat, sekitar jam sebelas Rhia datang ke kost, dia membawa makan lebaran, hari ini Rhia kelihatan cantik sekali, dia memakai baju yang lain dari hari biasanya.selama di rumah aku tak henti hentinya menatap wajahnya yang lembut seperti kapas.hingga sore Rhia masih di kost, sekitar jam lima Rhia baru pulang, mau mandi dan sekalian tukar baju
Sekitar jam 7 malam, Izal datang kerumah dia datang bersama pacarnya.
                “Ric.. nanti mau malam tahun baru kemana???”ujar Srie
                “Aku mau jalan dengan Rhia”ujarku
                “Kamu ikut kami aja ke Bengkong”sela Izal
                “Aku mau Kemarina bersama Siah dan Vera”
Jam Delapan Izal dan Srie berangkat meninggalkan kostku, mereka langsung pergi ke Bengkong.sendiri di rumah, kutelpon Ijal
                “Ijal, kamu di mana?”
                “Aku di rumah”
                “Ada acara nggak?”
                “Nggak ku lagi sendiri di rumah nich”
                “Kamu ikut nggak????aku mau ke Marina”
                “Kamu jemput aku ke rumah ya?”
                “Kamu ajak Yeni, rencananya aku ngajak Rhia”
                “Co aku udah putus dengan Yeni”
                “Oh ya Jal kamu nggak di undang Siah kerumahnya???, katanya kakaknya ulang tahun?”
                “Di undang, kita kesana yuk”
                “Kamu langsung ke rumah aja, aku tunggu”
                “Oke dech, aku berangkat sekarang” sela Ijal
Sembari menunggu Ijal, langsung ganti baju dan sekalian bersiap- siap pergi kerumah Siah
Saat Ijal datang, kami melangkah pergi ke rumah Siah yang berada di Puscopcard, cuman lima menit naik mobil, kami udah sampai di rumah Siah. Sangat ramai orang berada di sana, aku jadi nggak enak dengan Siah, karna kami nggak membawa apa – apa. Saat sampai
                “Ric…., masuk dulu, makan dan minum dulu”ujar Siah
                “Kami di luar aja”
                “Ayo, masuk”Siah menarik tanganku
Terpaksa menuruti Siah dari belakang, begitu juga Ijal.Saat aku masuk ternyata aku melihat Iskandar juga berada disana
                “Ric, Jadikan pergi ke Marina?” ujar Siah sambil membawakan kami secangkir kopi
                “Jadi, emangnya kita berangkat jam berapa?”
                “Kita berangkat jam sebelas, selesai acara kakakku”sela Siah
                “Kita pergi pakai apa?”ujar Ijal
                “Kita rental mobil, kamu bawa pacarnya”sela Siah sembari pergi mendekati Iskandar
Rupanya Siah pacaran dengan Iskandar, mungkin mereka mau pergi ke Marina berduaan.
                “Jal, kita gimana?, kamu ngajak siapa?”
                “Aku ngajak Rhia”jawab Ijal sambil ketawa
                “Jal kamu ngajak Lastri”
                “Aku telpon duluya”selanya sambil melangkah ke wartel
Sesaat kemudian aku menelpon Rhia
                “Hallo, ada apa”sela Rhia
                “Rhia jadikan kita pergi?, jemput sekarang ya?”
                “Co sori ya, aku nggak bisa ikut”
                “Kenapa?????”
                “Kepalaku agak sakit, lagian sekarang udah jam sepuluh”
                “Nggak apa apa, sekarangkan malam tahun baru, aku jemput ya?”
                “Co aku nggak bisa”
                “Ya udah”selaku sembari mematikan telpon
Tak lama datang Ijal menghampiri aku yang lagi termenung di luar rumah dekat pohon mangga
                “Co aku jemput Lastri dulu ya”
                “Jal Rhia nggak mau pergi”selaku dengan nada yang lemah
                “Kok nggak mau?, biar aku yang telpon, siapa tahu dia mau?”
                “Nggak usah Jal, kalau kamu mau jemput Lastri pergilah”
                “Nggak enak Co, kamu sendirian di sana sedangkan kami …….ih ih pasti kamu panas 7 keliling, nanti loe pasti bunuh diri”sela Ijal meledek
                “Biarlah, lagian ku pengen jadi TKR kalian aja”selaku
                “Aku nggak jadi menjemput Lastri”sela Ijal menarik tanganku masuk lagi kerumah
                “Ric, pacarnya mana kok belum di jemput”ujar Siah
                “Siah, aku nggak pengen bawa cewek, aku pengen nikmati malam tahum baru sendiri aja”
                “Kenapa????, emangnya Rhia nggak mau pergi”
                “Mau, tapi dia mau masuk Mixnight (masuk malam)selaku”
                “Benar Siah, kami pengen nikmati malam berduaan”sela Ijal
                “Nanti kalian dikira GAY”ledek Siah sambil ketawa
                “Nggak apa, kami nanti bisa enjoy tanpa ada yang ngelarang”selaku
                “Ya udah kalau begitu, kita berangkat sekarang”sela Siah
kami langsung berangkat dengan sebuah mobil cateran yang kami sewa 150 ribu, lama berada di atas mobil membawa kami ke tempat yang bagai sebuah taman yang di hiasi banyak batang pohon cemara yang rindang dan pohon kelapa yang masih kecil yang terdapat villa  kecil di sebelah Barat
Sesampainya disana langsung membeli tiket tapi masalahnya akhir bulan jadi banyak yang ikut belum gajian lagian mereka di ajak Siah, jadi semua masalah biaya perjalan sampai meraka pulang Siah yang nanggung
Saat beli tiket Siah menghampiriku yang lagi duduk bersandar pada sebatang pohon cemara
                “Ric, kamu ada nambah nggak”sela Siah
                “Nambah apa”
                “Bayar masuk, lima ribu satu orang, kita semua 20 orang jadi 100 ribu, uangku ada untuk beli makanan di dalam”
                “Gini aja kamu bayar aja tiket masuk, biar aku yang beli snack di dalam gimana?”selaku
                “Oke dech kalau begitu kita langsung masuk”sela Siah sembari membeli tiket dan langsung masuk, di dalam sangat ramai kami sulit mencari tempat duduk yang bagus, yang bisa menengok saat kembang api di luncurkan.
                “Ric, ayo kita beli snack dulu”sela Siah sembari membawa aku ke sebuah warung
                “Kamu ambil aja yang kamu mau”
Rupanya Ijal mengikuti kami dari belakang
                “Co.. kamu mau beli apa”sela Ijal
                “Aku mau beli MINSION biar kita nggak kedinginan”
                “Co…. Aku sudah beli semua, langsung ketempat teman teman ya, nanti kamu nyusul aja”sela Siah sembari pergi meninggalkan kami
                “Jal, kita makan mie dulu di dalam”selaku sambil melangkah ke dalam warung
Lama berada di sana, selesai makan..
                “Mbak MINSION dua, bir bintang satu, dengan susu sekaleng”selaku melangkah menuju tempat yang menjualnya
                “Co…, beliin aku Red bull”sela Ijal
                “Berapa Mbak?”
                “Dengan belanja cewek tadi ya?”
                “Iya”
                “Cewek tadi belanja 75000, sedangkan kamu 125000, jadi semuanya 200000”jawab penjaga warung
                “Ini Mbak” sembari memberikan empat lembar uang lima puluh.
                “Jal, kita langsung ke tempat Siah ya”
                “Ayo”
Langsung melangkah menuju tempat Siah yang berada di sebelah barat kami.Sampai disana langsung duduk di tikar yang telah di sewa teman teman, sembari membuka tutup botol minuman dan meneguknya
                “Ric…, kamu minum alcohol ya”sela Siah sambil menarik botol itu dari tanganku
                “Nggak ini adalah pacar yang bisa menghangatkan tubuhku”sambil mengambil kembali botol tersebut
                “Ric.., kamu kenapa sih?, biar kamu nggak ada pacar di sampingmu, aku kan ada”sela Siah
                “Kamukan ada cowok” pergi lah sana”selaku sambil menunjuk kearah yang agak gelap
                “Kamu janji nggak mabuk”sela Siah sambil memegang keningku
                “Ayo sayang,, kita gabung dengan cewek cewek yang sana” selaku sambil menarik tangan Ijal
Kami pun melangkah tapi tanganku di tarik Siah
                “Ric.. kamu di sini aja”sela Siah
Sebenarnya aku mau pergi supaya mereka dapat berduaan, aku nggak enak dengan Iskandar, aku melihat raut wajahnya yang membayangkan dia itu lagi kesal padaku
                “Siah aku mau kencing” selaku 
                “Aku ikut”sela Siah
                “Aku cuman sebentar”sambil melangkah kearah Timur, yang banyak terdapat orang yang lagi pacaran, mungkin ribuan orang yang lagi berbuat mesum disana. melangkah ke sebuah pohon yang agak gelap yang udah banyak semak belukarnya
                “Jal kita kencing di sini aja”selaku
                “Ya di sini nggak mungkin lagi ada orang pacaran” sela Ijal yang telah berniat untuk kencing….
Uuhhhh……ah…ahhha….
Terus mas…….dikit lagi….
Yang kencang mas….., aku di atas mas
                “Jal suara apa itu”selaku
                “Jangan jangan orang lagi sex”sela Ijal
Melangkah pelan pelan, ternyata suara tersebut berasal dari balik pohon yang kami kencingin, kami cuman melihat 2 bayangan yang bergerak gerak
                “Ayo Jal kita jalan kearah sana aja”selaku sambil menarik tangan Ijal
                “Co kita nengok orang itu ”sela Ijal yang menunjuk kearah orang yang lagi bermesraan
                “Jal kamu pakai jeket, tutup kepalamu, pura pura kayak cewek”selaku
Melangkah kearah orang itu kami langsung duduk sekitar 1 meter dari mereka, tanpa memperdulikan kedatangan kami mereka terus bercumbu
                “Jal tengok ceweknya udah gelisah”selaku
                “Tangan cowoknya dimana ya kok nggak nampak”
                “Dalam baju cewek itu”
Setengah jam kami memperhatikan mereka dan membicarakan mereka.
                “Jal kita kembali ke tempat Siah”
                “Ayo, sebentar lagi jam 12”
Kami pun menuju Siah yang lagi asyik dengan Iskandar.Saat kami nyampai di sana, mereka sedikit terkejut, dan melepaskan pelukan mereka.tak lama kemudian terdengar terompet yang makin lama makin banyak dan keras yang di iringi dengan kembang api yang membuat sekita langit menjadi bewarna warni, sungguh malam yang indah untuk jiwa yang sepi, kumenulis sebuah puisi dalam hpku
                “Malam…., tahun baru”
                “Selamat datang, di sini,,,,,di Marina ini,,,,”
                “Aku sendiri, tanpa di temani orang yang aku sayangi”
                “Jiwa terasa sepi…..
Tiba tiba
                “Co kami jalan dulu ya”sela Siah
                “Silahkan, kami di sini ajalah”selaku tanpa melanjutkan lagi puisi yang barusan aku ketik
Seiring berlalunya Siah dan Iskandar, aku langsung melanjutkan minum yang tadi di larang siah, ku merasa hari ini tiada beban sedikit pun, ku merasa orang yang paling bahagia dan terus meneguk minuman makin di minum pikiranku makin senang, ku mulai hilang kesadaran dan merasa kepala agak sedikit pusing, ku merebahkan badan di sehelai tikar, sampai minuman yang aku beli habis baru aku bisa mulai memejamkan mata,aku merasa senang dan merasa aku lagi melayang layang di subuah temapt yang belum pernah aku datangi.
Saat aku mulai sadar aku melihat siah duduk di sebelahku, aku melihat kea rah Ijal….
                “Jal sudah jam berapa?”
                “Baru jam setengah empat”sela Ijal
                “Pulang  yuk”
                “Sekarang nggak ada mobil, kita pulang pagi aja”sela Siah
                “Tapi aku ngantuk banget”
                “Kamu tidur aja dulu, badanmu panas kamu sakit ya”
                “Nggak aku cuman, agak pusing”
                “Kamu tidur aja di pangkuanku”sela siah sambil ngangkat kepalaku
                “Aku nggak apa apa,nanti Iskandar marah”
                “Nggak apa apa ko, kamu tidur aja dulu”sela Iskandar
                “Aku tidur di tikar aja”selaku sambil memindahkan kepala
Aku merasakan badanku dingin. mungkin karena pengaruh minum.
Sejenak aku mencoba memejamkan mata, aku merasakan hawa dingin merasuk tulangku, yang makin lama makin terasa
                “Siah kamu pergilah jalan, jangan karma aku kalian tergangu”selaku
                “Nggak, tapi……
                “Sudahlah aku nggak apa, kalian pergilah, biar aku dengan Ijal disini”
                “Kami pergi duluya”ujar Iskandar
mereka pun berlalu pergi,mereka berjalan ke arah barat, aku sangat iri lihat orang yang berada di depan kami, mereka tak menghiraukan kami.
                “Jal kita pulang yuk”selaku sambil bangkit
                “Ayo, aku juga udah ngantuk”sela Ijal
kami berjalan kea rah pintu keluar, aku mencoba berjalan dengan sekuat tenaga, meski agak pusing.saat kami sampai di depan ,aku melihat di jalan ada sebuah mobil,kami berjalan kea rah mobil tersebut tapi.
                “Ric tunggu”sela Siah
Rupanya Siah mengejar kami dari belakang, sambil melihat ke arahnya..
                “ada apa”selaku
                “kalian mau kemana”
                “aku mau pulang”
                “kita pulang pagi aja”
                “aku nggak tahan lagi, aku sudak ngantuk”
                “Ric kamu masih ada uang nggak,uangku habis,pinjam uangnyadulu lah besok aku bayar”
                “untuk apa lagi”sela Ijal
                “Buat ongkos pulang”
                “Uang ku cuman tinggal lima puluh, nggak usah kamu pinjam”selaku sambil memberikan lembarab lima puluh
                “Aku Juga ada lima puluh”sela Ijal
                “Buat ongkos kalian ada?”
                “Masih ada” selaku
kami langsung melangkah kearah mobil,Siahterus menatap kami dengan pandangan kasihan.
Perlahan mobil berjalan mengantarkan kami kearah batu aji,di atas mobil aku hanya tidur,tak terasa kami sampai di simpang genta depan
                “Bang minggir ya”selaku sambil melangkah turun
                “Bang belakang yang bayar”selaku sambil melangkah menuju rumah
sampai di rumah, ternyata Rais nggak ada di rumah, ku cari kunci nggak ketemu, mau nelpon pulsa nggak ada, karana mata udah berat aku tidur aja di teras rumah. Sial benar nasib ku malam ini?.......


Sifat Yang Nggak Aku Mengerti
Saat pagi datang memberikan cahaya terang yang menghangat badanku yang masih terbaring di luar, semalam aku terpaksa tidur di teras rumah
                “Oi…… bangun…….”suara yang mengejutkan aku
                “Oh,…..”seraya melihat asal suara
ternyata suara itu adalah rais yang berdiri di depanku, sambil membawa sebuah plastic
                “Ayo masuk”seraya membuka pintu kamar
                “Kamu taroh kunci dimana ”selaku sambil berbaring lagi
                “Aku semalam tidur di kost Silvie, jadi kuncinya aku bawa, katamu kamu mau pulang pagi dari marina”
                “Kamu ini”selaku sambil mengulang tidur
sejak kejadian itu aku dan Rhia nggak ketemu, mungkin ada lima belas hari nggak ketemu,lagian kami beda shife, Rhia masuk malam sedangkan aku masuk siang.aku merasakan hari hariku menjadi suram, dan kosong, aku sering melamun tentang hari yang telah aku lalui, selalu sepi, kadang kadang teman teman nggajak jalan aku nggak mau.
                Hari ini Rhia mau datang ke rumah, dia nelpon aku
                “hallo kamu dimana?”sela Rhia
                “Aku di PT mau pulang”
                “Aku kerumahmu ya, aku tunggu di simpang genta depan”
                “oke deh”
tak lama aku sudah sampai di simpang genta depan, aku melihat Rhia telah berada disana dengan mengenakan baju yang berwana hitam dan jilbab putih, saat aku datang kami langsung jalan menuju rumahku yang berada di block aq 11 yang nggak jauh dari simpang tersebut.
Tak terasa kami sudah sampai. .sambil membuka kunci pintu rumah
                “Ayo masuk”selaku
                “Rais mana”
                “Dia masuk siang”
Aku segera mengambilkan air minum, yang berada di samping pintu, aku melihat Rhia hari ini sangat cantik membuat hatiku berdebar debar dengan kencang.
                “Datanglah sayang…., dan  biarkan ku berbaring”
                “Dipelukanmu….walaupun ntuk sekejap”
Sebuah nyanyi dari grup band shella on 7 yang merupakan nada dering pesanku,langsung mengambil hp yang lagi aku cas di samping lemari.ternyata sms dari nyokap
                “Co… gimana kabarnya, kapan kamu pulang, sekarang lagi ada penerimaan polisi, kamu bareng Santi masuk polwan kamu masuk polisi” balas
Siap membaca sms tersebut aku langsung nelpon, saat aku lagi asyik nelpon, aku melihat ke arah Rhia duduk tapi nggak ada lagi, langsung aku matikan telpon dan mencoba menghubunginya tapi nggak pernah mengangkatnya,langsung ku menyusulnya kearah simpang Genta depan tapi dia juga nggak ada aku coba nelpon lewat wartel
                “Hallo, siapa nie”
                “Ya Kenapa kamu pulang” selaku
                “Tutu…tut….”terputus
Rhia memutuskan telpon, aku coba lagi tapi nggak ada jawaban, selesai membayarnya aku berjalan ke rumah dengan langkah yang lemah, aku nggak mengerti dengan  kelakuan Rhia yang masih misterius, tapi aku merasakan seperti sifat anak anak, aku nggak ngerti mengapa Rhia seperti itu, seharusnya aku yang marah padanya karna nggak jadi pergi ke Marina saat tahun baru.Aku baru sadar bahwa Rhia benar benar pengen memutuskan aku, mungkin dia cari cari cara supaya aku marah padanya dan dia juga marah padaku barulah dia bilang kata putus.Lama aku termenung aku nggak tahu lagi mau bilang apa, aku sudah pasrah apa pun yang akan terjadi aku akan tetap melanjutkan hidup yang cuman sebentar ini.Aku coba sms
                “Rhia mengapa kamu kayak gitu, kalau kamu memang sudah benci padaku, bilang saja, aku ngerti aku bukan yang terbaik untukmu, aku iklas kok kalau aku harus kehilangan kamu walau aku sebernanya nggak ingin melepasmu.Aku sayang kamu,bilang saja kalau kamu mau mutuskan aku”
Itulah kata kata yang aku kirim padanya, selesai mengirim sms aku langsung masak karna Rais masuk siang jadi dia pulang jam 12 malam.
Selesai masak aku langsung mandi dan ganti baju dan berangkat pergi belanja ke Pambil, saat lagi antri di Atm aku
                “Hai ric……”sapa seorang yang menghampiriku
                “Hai Srie, kamu ngapain?”
                “Aku lagi nunggu Nadirman”
 Nadirman adalah teman satu PT denganku
                “Emangnya kalian janjian”
                “Kami rencanya mau makan”
                “Emangnya Izal juga kamu ajak” selaku
                “Aku dan Izal udah putus, katanya hubungan kami nggak di restui kakaknya” sela Srie            
                “Kamu tunggu sini ya, aku ambil uang dulu ya” selaku melanjutkan antrian
Selesai antrian aku langsung menuju Srie yang lagi berdiri di sebelah barat ATM
                “Nadirmannya udah dating” selaku
                “Belum”sambil ngeluarin hpnya
Srie langsung nelpon Nadirmanaku nggak mendengar percakapan mereka karna aku langsung pergi beli es wall’s saat aku balik aku sedah melihat Nadirman berdiri di samping Srie
                “Makan es dulu”selaku sambil memberikan es pada Srie
                “Oh ya Ric.,, kamu mau ngapain, mana Rhia”sela Nadirman
                “Aku mau beli sabun”
                “Kita makan dulu, kita makan bakso saja gimana”sela Srie
                “Nggak ganggu nih”
                “Lah kami cuman mau cerita cerita masalah izal kok” sela Nadirman
                “Ayolah”
Kami beranjak meninggalkan pambil menuju kearah timur menuju sebuah warung bakso,srie langsung meminta pesanan,setelah pesanan kami datang kami langsung makan.
Saat lagi asyik makan bakso tiba tiba
                “Srie sori ya, kakak mau makai motor jadi aku pulang dulu ya”sela Nadirman
                “emangnya kakakmu mau kemana”
                “katanya dia mau ke tempat pacaranya”
                “ya udah, kamu balik aja, Rico kan ada” sela srie
                “benar Man kamu balik dulu, nanati kakakmu lama nunggu”jawabku
                “nggak apa kan, aku balik dulu ya”seraya pergi meninggalakan kami
selesai makan,
                “ric aku nggak ngerti, mengapa Izal tega memutuskan aku, padahal aku sayang dan cinta banget” sela Srie
                “emangnya kamu kapan di putusi Izal”
                “kemaren, katanya kakaknya yang tinggal di piayu nggak suka aku, dan lagian ortunya nggak suka minantunya orang jawa”
                “aku juga nggak tahu tentang masalah itu  karena izal nggak pernah cerita itu”
                “emangnya orang padang nggak sukaya, minantu orang jawa”
                “nggak juga, kalau bagi aku kalau masalah istri atau pacar aku nggak ingin di larang larang, apalagi jodohkan di tangan tuhan”
                “benar ko, tapi aku juga nggak yakin  tentang alas an izal, aku curiga jangan jangan izal?,tapi udahlah sekarang nggak ada guna lagi”sela Srie
                “srie katanya kamu mau di angkat karyawan ya”
                “iya,bulan ini”
                “selamatya, moga kamu nggak pernah lupa sama teman teman yang lain,biar kamu sudah putus dengan izal tapi sahabat jangan sampai lupaya”
                “tenang aja Ric, aku pasti akan ingat kalian semua”
                “srie,kitake pambil dulu ya, aku mamu belanja”
                “ayo”
Srie langsung melangkah ke tempat kasir membayar makan, kami langsung berjalan kea rah pambil yang nggak jauh dari sana, kami langsung menuju Ramayana di lantai 1 disana aku membeli semua yang aku butuhkan.
Selesai belanja kami melangkah pulang

Kenangan paling indah

                Kejadian yang telah menimpaku dan hubungan kami jadi brantakan……… aku nggak tahu harus berbuat apa lagi…….
Ku merasakan sebagai seorang yang bodoh hanya karena seorang wanita hidupku sekarang nggak tahu arah tujuan  bagai kan sebuah kapal yang terombang ambing di tengah lautan
                “Ric kenapa melamun”sapa Izal
                “ah……..nggak aku lagi teringat akan kampung halaman yang telah lama ku tinggalakan”
                “ric jumat malam ada konser Samson dan ratu di lapangan tumenggung”
                “apa hubungan denganku”
                “kita lihat konser……..kali ini kita ngjaka pacar kita masing masing gimana???”
                “zal bukannya aku nggak mau tapi aku sekaran lagi sedih”
                “emangnya da apa ????”

                “semalam rhia meninggalkanku di rumah sendirian tampa ak tahu sebabnya??”
                “emangnya kenapa dengan rhia ????emangnya hubunganmu sudah berakhirya””””
                “aku juga nggak tahu mengapa rhia seperti itu karna setahu ku aku nggak pernah melakukan kesalahan yang membuat rhia bersedih malah sebaliknya dia telah memmbuat aku bersedih di marina”
                “sekarang gini saja, hari jumat besok kamu ngajak dia unruk ikut lihat konser bila rhia nggak mau ikut berarti dia memang sudah mangganggap hubungan kalian sudah putus…”
                “baiklah kalau begitu, emangnya kamu ngajak siapa???
                “siapa lagi kalau bukan srie??? Jawab izal datar
                “kemaren aku bertemu srie katanya hubungan kalian sudah putus???”
                “biar hubungan puttus tapi kalau msalah jalan masih lancar?”jawab izal sambil ketawa
Saat kami lagi asyik berrbicara tibva datang ijal dari kantin lalu berujar dengan datar”
                “hai…… malam minggu ada acara nggak?
                “emangnya kenapa...


Bersambung..................


Cerpen singkat dari dunsanak ARM BATAM 

Created by : Rico Cell

Facebook :
https://www.facebook.com/rico.cell.3
LihatTutupKomentar